Intisari-Online.com - Mungkin keberadaan kubis ungu masih terdengar asing bagi sebagian orang. Kubis, atau yang juga dikenal dengan kol umumnya berwarna kehijauan, tapi ternyata ada juga yang berwarna ungu. Warna merah keunguannya disebabkan oleh kandungan pH di dalam tanah saat kol ini ditanam. Kandungan pH ini yang mempengaruhi pigmen antosianin. Antosianin merupakan pigmen yang menyebabkan warna ungu pada kubis tersebut, kadarnya cukup tinggi sehingga mampu berperan sebagai antioksidan dengan cara menangkap radikal bebas dan mampu menghambat terbentuknya gumpalan dalam pembuluh darah.
Beberapa peneliti menemukan bahwa kandungan antosianin pada kubis ungu membantu menurunkan risiko penyakit jantung, diabetes, dan beberapa tipe kanker, terutaa kanker payudara karena kandungan senyawa indolnya. Senyawa indol ini mampu menon-aktifkan metabolit estrogen penyebab kanker terutama pada sel-sel payudara dan pada saat yang bersamaan dapat meningkatkan protektivitas terhadap sel kanker, serta mencegah penyebarannya yang dapat mengakibatkan tumor.
Kubis ungu ini memiliki rasa yang sama seperti kubis hijau. Namun, memiliki kandungan gizi dan khasiat yang lebih istimewa disamping warnanya yang menarik. Kubis ungu memiliki kandungan fitonutrien atau zat gizi nabati yang lebih tinggi dibandingkan kubis hijau yang berguna sebagai zat antikanker. Kubis berkhasiat untuk mencegah penyakit kanker dan tumor karena senyawa glukosinolat, sulforafan dan histidin. Senyawa-senyawa tersebut terutama sulforafan dapat membantu kerja enzim untuk membersihkan tubuh dari zat-zat berbahaya sehingga komponen yang bersifat karsinogenik dapat hilang akibat dari efek sulforafan tersebut.
Mengonsumsi kubis ungu terutama dengan cara pengolahan yang tepat dapat mengoptimalkan turunnya resiko kanker karena proses pengolahan berpengaruh terhadap kandunganglukosinolatnya. Untuk itu proses pengolahan kubis harus tetap diperhatikan agar tidak menghilangkan khasiatnya, di antaranya mencuci bersih dan pemasakan yang tidak terlalu lama.