Intisari-Online.com - Karena vagina telah memiliki kemampuan yang cukup mumpuni dalam menjaga kebersihan diri sendiri, kaum perempuan tidak perlu membersihkan vagina menggunakan sabun yang terlalu keras.
Sabun yang terlalu keras justru akan membuat vagina rentan terserang penyakit. Salah satunya nyeri vulva (vulvodinia).
Vulvodinia terjadi di sekitar mulut vagina (vulva). Seseorang perempuan yang menderita vulvodinia akan merasakan nyeri hebat di vulva saat berhubungan intim. Nyeri vulva ini dapat terus-menerus terjadi atau hilang timbul, pada suatu tempat tertentu atau menyebar, dapat berlangsung berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun. Sama seperti timbulnya yang tiba tiba, nyeri juga bisa hilang secara tiba-tiba.
(Baca juga: Manfaat Ciuman untuk Kesehatan)
Penyebab lain dari munculnya penyakit ini, kata dr. Handrawan Nadesul di dalam bukunya, Buku Sehat Calon Pengantin dan Keluarga Muda (2007), yaitu infeksi vagina karena jamur, luka, atau keputihan dari dalam vagina.
Kemungkinan lain, bisa juga gara-gara tergesek pakaian dalam kasar, gosokan kelewat keras sewaktu berhanduk.
Terlalu sering menyabuni vagina juga bisa membuat suasana masamnya hilang. Padahal ini tidak boleh. Suasana masam di sekitar vagina sengaja tercipta berkat adanya kuman Doderlein. Handrawan mengatakan, kuman Doderlein menjadi pelindung agar tidak sembarang bibit penyakit bebas memasuki vagina.
Suasana vulva vagina yang tidak masam malah memperlemah pertahanan. Vagina lebih mudah tercemar bibit penyakit dari luar. Mungkin dari air yang digunakan untuk membersihkan, pakaian dalam yang tercemar bibit penyakit, jemari tangan sendiri, atau pembalut saat haid.
(Baca juga: Beragam Posisi Seks Sesuai Suasana Hati Anda)
Dokter Handrawan menjelaskan, struktur saluran vagina senantiasa terbuka dan berhubungan langsung dengan dunia luar tanpa adanya “pintu”. Suasana masam vagina itulah sebetulnya yang menjadi palang pintu yang harus senantiasa ada.
Maka, Handrawan menganjurkan, jangan membersihkan vagina dengan air sembarangan. Terlebih di tempat umum. Sebaiknya dibiasakan membersihkan vulva cukup dengan tisu dan air bersih (steril) saja, tanpa perlu disabuni.
Satu lagi yang penting, menurut Mayo Clinic, saat membersihkan diri setelah buang air besar, (dengan posisi tangan dari belakang tubuh) lakukan gerakan dari depan ke belakang untuk mencegah terkontaminasinya vagina dari bakteri yang berasal dari tinja.
Ingat, karena vagina telah memiliki kemampuan yang cukup mumpuni dalam menjaga kebersihan diri sendiri, kaum perempuan tidak perlu membersihkan vagina menggunakan sabun yang terlalu keras.