Intisari-Online.com – Masalah disfungsi ereksi (DE) sebenarnya dapat dikenali dengan melihat tingkat kekerasan penis saat ereksi yang dianalogikan dengan bentuk makanan, mulai dari tahu, pisang, sosis, atau mentimun.
Menurut dokter spesialis andrologi, dr Oentoeng H. Heru, MRepro, SpAnd, FIAS, FECSM, ketika seorang pria diduga menderita disfungsi ereksi, biasanya akan malu untuk memeriksakan diri ke dokter.
(Baca juga: Mengapa Pria Gemar Memegang Mr. P-nya Mereka?)
“Sebagian besar pria bahkan tidak menyadari ketika dia sebenarnya sudah mengalami DE. Biasanya pria Indonesia mengalami DE ringan atau tingkat 3, di mana penis masih bisa berfungsi namun tidak mampu bekerja optimal,” papar Oentoeng.
Artinya, lanjut Oenteong, penis bisa tegang namun tidak terlalu keras, sehingga sulit melakukan penetrasi saat berhubungan seksual. Akibatnya, “Pria itu tidak bisa memuaskan pasangannya, bahkan dia sendiri pun tidak bisa merasakan kepuasan saat berhubungan seksual.”
Dan untuk mengetahui sejauh mana tingkat kekerasan penis pria, Oentoeng, memaparkan empat derajat "kekerasan" pada penis pria saat ereksi. Uniknya, tingkat kerasnya penis ini dianalogikan dengan bentuk-bentuk makanan:
(Baca juga: Panjang Jari Tunjukan Panjang Mr. P?)
Derajat 1: Penis berangsur lebih besar namun tidak keras. Lembek mirip seperti tahu.
Derajat 2: Penis keras namun tidak cukup keras untuk melakukan penetrasi. Mirip seperti pisang.
Derajat 3: Penis cukup keras untuk melakukan penetrasi tapi tidak sepenuhnya keras. Mirip seperti sosis.
Derajat 4: Penis sepenuhnya keras dan sepenuhnya tegang, maka mampu untuk melakukan penetrasi. Mirip seperti mentimun.
Nah, jika sudah tahu keempat derajat tingkat kekerasan pada penis di atas, yang manakah yang paling sesuai dengan kondisi penis pasangan pada saat ereksi?
(Intan Y. Septiani/Tabloidnova.com)