Kesiapan Seksual Wanita Berkaitan dengan Denyut Jantungnya

K. Tatik Wardayati

Editor

Kesiapan Seksual Wanita Berkaitan dengan Denyut Jantungnya
Kesiapan Seksual Wanita Berkaitan dengan Denyut Jantungnya

Intisari-Online.com – Denyut jantung seorang wanita dapat menunjukkan seberapa mudah atau sulit baginya untuk terangsang, serta fungsi seksual secara keseluruhan, demikian menurut penelitian baru. Jadi, kesiapan seksual wanita berkaitan dengan denyut jantungnya.

Dalam penelitian tersebut, peneliti melihat perbedaan dalam jumlah waktu antara detak jantung berturut-turut, yang dikenal sebagai variabilitas denyut jantung (HRV).

Wanita dengan HRV rendah, yaitu detak jantung yang sangat stabil, secara signifikan lebih mungkin memiliki masalah dengan gairah dan disfungsi seksual secara keseluruhan, daripada wanita dengan rata-rata atau di atas rata-rata HRV, yang denyut jantungnya lebih bervariasi dari waktu ke waktu.

Temuan ini menunjukkan bahwa HRV rendah kemungkinan adanya faktor risiko disfungsi seksual pada wanita, jelas Amelia Stanton, wakil penulit penelitian University of Texas di Austin.

Penelitian tersebut mengambil sampel dari 72 wanita berusia 18 – 39 tahun, yang menonton film 3 menit tentang topik yang netral, sementara terhubung ke mesin EKG, yang memantau detak jantung mereka. Para peneliti kemudian melihat bagaimana HRV wanita berkaitan dengan gairah seksual dan fungsi seksual mereka secara keseluruhan, yang diukur dengan menggunakan kuesioner standar.

Dari sejumlah peserta tersebut, 29 persen dianggap disfungsional seksual, berdasarkan jawaban mereka terhadap kuesioner.

Temuan ini masih sejalan dengan apa yang sudah diketahui peneliti tentang HRV, yaitu fungsi seksual wanita dan cabang dari sistem saraf yang mengontrol tindakan disengaja, termasuk detak jantung. HRV adalah ukuran keseimbangan antara sistem saraf simpatik dan sistem saraf parasimpatik.

Pada wanita dengan tinggi HRV, sistem saraf parasimpatis mungkin dominan, sehingga membuat tubuh istirahat, dalam keadaan santai, demikian menurut Stanton kepada Live Science Sebaliknya, mereka dengan HRV rendah mungkin memiliki sistem saraf simpatik lebih dominan, yang berarti lebih mudah aktif respon melawan.

Jantung yang sehat, yaitu dengan rata-rata atau HRV tinggi, mungkin berarti aliran darah meningkat ke alat kelamin.

“Ada juga komponen emosional untuk semua ini, khususnya dalam konteks fungsi seksual,” kata Stanton. “HRV rendah dikaitkan dengan respon emosional yang tumpul. Jadi, baik aliran darah dan emosional berperan besar dalam fungsi seksual wanita.”

Jika ini diakui, maka HRV bisa menjadi penanda fisiologis pertama dan disfungi seksual serta gangguan gairah pada wanita, kata para peneliti.

Ada juga kemungkinan bahwa dokter bisa menggunakan tes HRV untuk mengukur risiko seorang wanita dari disfungsi seksual, atau menggunakan hasil tes sebagai cara untuk mendorong wanita untuk membicarakan sesuatu yang dianggap tabu. (LiveScience)