Intisari-Online.com – Testis manusia menghasilkan jutaan sel sperma setiap hari. Normalnya, volume sperma adalah 1,5 – 5 mililiter per ejakulasi. Jumlah sperma, atau konsentrasi sperma diukur dari konsentrasi sperma dalam air mani. Menurut WHO pada tahun 2010, jumlah sperma lebih dari 15 juta sperma per mililiter dianggap normal. Jumlah sperma rendah disebut oligospermia. Hal inilah yang dapat mempengaruhi kesuburan. Dan inilah hal-hal yang mempengaruhi kesehatan sperma.
Usia. Volume, motilitas, dan kualitas sperma biasanya menurun dengan bertambahnya usia dan dapat menyebabkan kemandulan pasangan dan berbagai masalah kesehatan negatif bagi anak. Menurut sebuah penelitian, pria yang menunggu lebih lama untuk memiliki anak bisa memiliki dampak yang signifikan pada kesehatan keturunan mereka. Masalah spesifik dengan air mani pada mereka yang lebih tua adalah volume yang lebih rendah, kinerja sperma yang buruk, dan peningkatan sperma cacat, serta DNA yang rusak.
Cedera. Trauma testis tidak mempengaruhi kualitas sel sperma yang sudah diproduksi. Tapi, itu dapat menutup pasokan darah ke jaringan sperma yang memproduksi dan mempengaruhi kemampuannya untuk memproduksi sperma.
Suplemen pembangun tubuh. Penggunakan steroid anabolik dan hormon lainnya di kalangan remaja dapat mengakibatkan menyusutnya testis, penurunan jumlah sperma, mengurangi kualitas sperma yang pada gilirannya dapat menyebabkan infertilitas.
Panas. Sperma sangat sensitif terhadap panas. Oleh karena itu, demam bisa mempengaruhi kualitas sperma. Beberapa penelitian telah menghubungkan peningkatan paparan panas dengan jumlah sperma yang rendah. Menggunakan bathtub panas, atau Jacuzzi untuk waktu yang lama dapat menghambat testis dan membahayakan sperma. Sebuah penelitian telah mengungkapkan bahwa pakaian ketat dapat meningkatkan suhu skrotum dan mempengaruhi produksi sperma. Varikokel (pembengkakan pembuluh darah yang mengalirkan testis) dapat mencegah pendinginan normal testis, yang menyebabkan berkurangnya jumlah sperma dan sperma yang bergerak lebih sedikit.
Radiasi. Sebuah penelitian baru menemukan bahwa paparan jangka panjang terhadap radiasi di tempat kerja dapat berakibat buruk pada kualitas sperma. Sperma dari pria yang terkena radiasi telah menurun motilitasnya, bentuk berubah, termasuk vitalitas dan kualitas DNA. Paparan radiasi dari membawa ponsel di saku celana dapat berdampak negatif terhadap kualitas sperma. Ponsel mungkin mempengaruhi kualitas semen dengan mengurangi sebagian besar motilitas, dan juga jumlah sperma, viabilitas, dan morfologi.
Merokok. Secara signifikan merokok dapat meningkatkan tingkat kadmium dalam air mani, sambil menurunkan tingkat seng. Kadmium dapat merusak DNA sperma, membunuhnya, dan mengurangi jumlahnya.
Alkohol. Intoksikasi memiliki efek pada reproduksi dan kesehatan seksual juga. Para peneliti telah menemukan bahwa minum minuman beralkohol lima kali dalam seminggu dapat mempengaruhi kualias sperma pria muda.
Obat rekreasi. Obat rekreasi seperti ganja dan kokain pun dapat menyebabkan menurunnya produksi cairan mani, menurunkan pasokan darah ke penis, kualitas sperma yang buruk, dan jumlah sperma yang rendah.
KOMENTAR