Intisari-Online.com - Umumnya disunat dilakukan saat anak-anak, tapi ada kalanya sunat atau khitan dilakukan saat dewasa.
Seperti halnya pria 28 tahun sebut saja namanya Jaka ini. Ketakutan saat kecil disunat membuatnya tidak mau disunat dan dibiarkan sampai dewasa. Sebuah keputusan yang menimbulkan penyesalan karena dirinya baru disunat setelah dewasa.
"Waktu masih kecil sempat mau disunat, tapi saya lari tidak mau," katanya saat temu media Sunat Dewasa Adalah Kebutuhan Kesehatan yang diadakan Rumah Sunatan di Bekasi, Jawa Barat, Kamis (8/19/2015).
Setelah menikah, muncul dorongan untuk disunat. Apalagi sang istri yang berlatarbelakang keperawatan juga memberikan semangat.
"Usai mengumpulkan informasi di internet saya langsung memutuskan untuk sunat untuk orang dewasa," katanya.
Dari sisi dokter, meski tujuannya sama, ternyata prosedur sunat bagi orang dewasa bisa dikatakan gampang-gampang susah.
Dokter Mahdian Nur Nasution dari Rumah Sunatan menyatakan, prosedur khitan dewasa prinsipnya sama. Yang membedakan adalah anotomi.
"Anak-anak dikhitan lebih leluasa kulitnya lebih elastis, proses penyembuhan makin cepat. Makin muda makin cepat penyembuhan," katanya.
Kesulitan lainnya adalah faktor fisiologis. Disenggol sedikit saja penis bisa bangun. "Ini merepotkan saat harus dilakukan sunat," katanya.
Pascadisunat kendala belum selesai. Umumnya pria dewasa rutin mengalami ereksi saat dini hari atau saat dirangsang.
"Ini berisiko menimbulkan rasa nyeri, perdarahan, hingga terlepasnya jahitan setelah sunat dilakukan," katanya.
Seorang yang sunat dewasa dilarang berhubungan intim selama satu bulan karena selama waktu itu dianggap paling efektif untuk penyembuhan.
Adapun karakterisitik kulup atau prepusium yang hendak dibuang pada anak dan dewasa juga berbeda sehingga memerlukan penanganan khusus.
Berdasarkan keadaan seperti itu, Rumah Sunatan meluncurkan pelayanan khusus bernama Sunat Dewasa yang ditujukan bagi pasien di atas usia 20 tahun.
Menggunakan tenaga dokter dan perawat yang sudah profesional dalam menangani pasien dewasa baik dari dalam mau pun luar negeri.
Agar mengurangi efek malu pada pasien, pelayanan Sunat Dewasa menyediakan ruang tindakan yang nyaman dan terpisah dengan ruang tindakan anak-anak. Fasilitas ini diharapkan dapat menanggulangi faktor psikis pasien.
"Para pasien Sunat Dewasa pun diberikan kesempatan untuk berkonsultasi lebih jauh prihal prosedur yang akan dilakukan. Sehingga tidak ada lagi keraguan di diri pasien," kata Maharani Sintadewani dari Klinik Rumah Sunatan.
Di tempat itu juga disediakan fasilitas pemeriksaan laboratorium sebelum prosedur tindakan dilakukan. (Eko Sutriyanto/tribunnews.com)