Hentikan Stereotip Warna pada Anak

Mayong Suryo Laksono

Editor

Hentikan Stereotip Warna pada Anak
Hentikan Stereotip Warna pada Anak

Intisari-Online.com -Warna pink untuk bayi perempuan dan warna biru untuk laki-laki? Hentikan stereotip itu. "Pembatasan warna pada anak akan menghambat perkembangan daya visualnya," kata Laila Qodariah, MPsi, psikolog perkembangan dari Universitas Padjadjaran Bandung.Menurut Laila, sampai usia enam bulan, indera penglihatan bayi belum bekerja baik. Pandangannya masih kabur. Pada tahap ini, warna-warna yang akan menarik perhatiannya hanya warna monokromatik, hitam-putih. Barulah di atas usia itu, anak harus diberi stimulus warna sebanyak mungkin. Mulai dari warna-warna dasar, kemudian berlanjut dengan warna-warna kombinasi dan gradasi."Tapi ingat, warna-warna itu harus harmonis, jangan asal ramai dan tidak teratur agar perkembangan kejiwaan si anak juga terdukung," tambah psikolog yang istri seorang arsitek, ibu satu anak ini.Dunia psikologi, seperti halnya ilmu desain interior maupun arsitektur, juga mendasarkan aplikasi warna rumah pada teori-teori dasar warna. Itu tidak hanya berlaku untuk warna dinding, tetapi juga lampu dan ambience ruangan. Misalnya warna oranye untuk menciptakan kehangatan, warna merah untuk menambah gairah, warna kuning agar penghuni ruangan mudah beristirahat, warna ungu untuk kesan spiritualistik, dsb.