Intisari-Online.com - Pola rekrutmen partai politik banyak yang asal-asalan dan tidak rasional. Ini komentar Hamdi Muluk, guru besar psikologi Universitas Indonesia.Menurut Hamdi, pangkal persoalannya adalah tekanan agar parpol mendapat suara. Oleh karenanya, penting bagi pimpinan parpol untuk mencari orang yang bisa menarik suara. "Karena terdesak kepentingan, maka cara pragmatis dipakai, siapa pun dicalonkan selama mampu menggaet pemilih," kata Hamdi.Menurut Hamdi, hampir tidak ada pola rekrutmen yang jelas di dalam partai. "Standar kompetensi diserahkan kepada rakyat. Jadi, siapa pun itu, asal menguntungkan partai, dicalonkan." Memang bisa saja itu kader partai sendiri, tapi yang banyak terjadi, itu orang luar yang sudah punya nama atau dianggap mampu menjaring pemilih."Menyedihkan, padahal seharusnya partai itu menjadi dasar dari proses panjang politik yang ujung-ujungnya adalah nasib bangsa dan negara," tambah Ketua Program Studi Doktor Fakultas Psikologi Universitas Indonesia ini.