Terapi Bagi Caleg Stres Karena Tak Terpilih

Chatarina Komala

Editor

Terapi Bagi Caleg Stres Karena Tak Terpilih
Terapi Bagi Caleg Stres Karena Tak Terpilih

Intisari-Online.com - Pemilihan umum anggota legislatif diprediksi menyisakan caleg yang gagal. Kegagalan tersebut dapat menjadi pemicu caleg stres, bahkan bisa berujung pada gangguan kejiwaan.

(Baca juga:Ramai-ramai Siapkan RS Khusus untuk Caleg Stres)

Memang, stres bahkan gangguan jiwa yang dialami seseorang dipengaruhi banyak hal. Kepribadian, gen, dan pengalaman masa lalu, hingga penggunaan narkoba, juga kecelakaan bisa menjadi pemicunya.

Dokter spesialis kejiwaan dari RS Omni Alam Sutera, Andri, mengatakan, siapa pun yang mengalami gangguan jiwa tentu membutuhkan pertolongan medis, tak terkecuali bagi caleg stres karena tak terpilih. Ia pun menjelaskan pilihan terapi yang dapat dijalani.

"Secara umum, ada dua pilihan terapinya, yaitu dengan obat dan psikoterapi," kata Andri.

Terapi obat, jelas dia, dapat mengembalikan fungsi normal otak. Gangguan jiwa merupakan hasil dari ketidakseimbangan sistem dari otak, sehingga pemberian obat dapat mengembalikan keseimbangannya.

Namun, terapi obat antidepresan tidak dapat diberikan tanpa resep dokter sehingga sebelum memulai terapi pasien perlu melakukan konsultasi dengan dokter.

Terapi kedua adalah psikoterapi, yaitu melakukan perbaikan pada aspek kognitif dari pasien. Andri menjelaskan, terapi psikoterapi menekankan pada perubahan cara berpikir dan beradaptasi.

"Misalnya kalau sebelumnya kegagalan dinilai sebagai sesuatu yang sangat buruk, melalui psikoterapi cara berpikir ini diubah. Maka kegagalan tidak lagi dipikir buruk, tetapi sebagai hal yang lumrah terjadi di kehidupan," jelas Andri.

Kedua terapi tersebut, imbuhnya, dapat dijalani salah satu saja, ataupun kombinasi, tergantung dari tingkat keparahan dan gejala yang dialami oleh pasien. Menurut Andri, untuk mendapatkan hasil yang optimal, maka terapi kombinasi adalah pilihan yang terbaik.(Baca juga: Kalah Pemilu, Caleg Berpotensi Stres dan Gangguan Jiwa)

Terlepas dari terapi bagi caleg stres yang mungkin bisa dilakukan, Andri menekankan pada pentingnya mengelola stres agar tidak berujung pada gangguan jiwa.

"Mengelola stres itu merupakan proses pembelajaran, maka tidak semua orang mampu melakukannya. Namun kiat yang dapat dilakukan untuk mengelola stres dengan baik adalah dengan berpikir positif dan bersikap toleran, menerima kegagalan," pungkasnya. (Unoviana Kartika/Kompas)