Intisari-Online.com - Kehadiran anak pertama tidak hanya membuat ibu depresi, tetapi seorang laki-laki yang baru menjadi ayah juga depresi. Banyak laki-laki mengalami depresi ketika memiliki anak pertama. Bahkan, menurut sebuah studi baru, laki-laki yang menjadi seorang ayah sekitar usia dua puluh tahun sangat mungkin menyerah.
Dalam lima tahun pertama setelah kelahiran anak, depresi pada ayah meningkat sebesar enam puluh delapan persen. Demikian hasil survei terhadap lebih dari sepuluh ribu laki-laki yang usianya rata-rata dua puluh lima tahun.
“Ketika melahirkan anak pertama, bukan hanya seorang ibu yang perlu diperiksa untuk mengetahui apakah dia menderita depresi atau tidak, tetapi seorang ayah juga perlu,” kata Profesor Craig Garfield, seorang dokter anak di Northwestern University, Chicago.
“Sebab, orangtua yang depresi memberi dampak negatif pada anak, terutama selama tahun-tahun pertama anak lahir,” ungkap Profesor Garfield.
Penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Paediatrics ini mengumpulkan data dari 10.623 laki-laki muda. Peneliti menemukan, depresi seorang laki-laki meningkat setelah kelahiran anak pertama.
Sekitar empat sampai lima persen laki-laki mengalami depresi ketika menjadi ayah, sedangkan hanya sepuluh persen perempuan yang mengalami depresi setelah kelahiran anak pertama.
Penelitian sebelumnya menunjukkan, seorang ayah yang depresi akan mengurangi interaksi mereka dengan anak. Mereka akan “membunuh” dengan cara membaca buku atau melakukan hal lain. Tumbuh kembang anak-anak yang memiliki ayah yang depresi akan terhambat. Anak-anak akan mengalami masalah dalam berbahasa, membaca, dan perilaku.
Meski ditemukan data bahwa banyak laki-laki mengalami depresi ketika menjadi ayah, para ahli tidak sepenuhnya memahami mengapa hal itu terjadi. Penelitian sebelumnya menemukan, depresi pada ayah mungkin disebabkan oleh biaya yang akan bertambah, mengubah hubungan mereka dengan pasangan, dan merasa belum siap untuk mengemban tanggung jawab sebagai ayah. (Daily Mail)