Intisari-Online.com - Sejumlah kajian menyebutkan bahwa sebelum usia mencapai angka 30, perempuan disarankan untuk segera melabuhkan hati dan hidupnya dalam sebuah ikatan pernikahan.
Namun, kenyataannya, menemukan belahan jiwa tidak semudah yang terlihat di film-film komedi romantis. Jangan sampai Anda memiliki alasan yang salah untuk menikah.
Menikah bukan sebuah keputusan main-main. Jangan hanya karena desakan sosial dan pasangan, Anda bersedia menikah, meski sebenarnya hati dan batin belum siap.
(Baca juga:Ingin Naik Gaji Setelah Lebaran? Ini Dia 7 Kesalahan Umum Saat Proses Negosiasi Gaji)
Berikut beberapa alasan yang salah untuk menikah, dikutip dari situsThe Huffington Post:
1. Semua teman sudah menikah
Semua teman sebaya dan saudara seumuran sudah menikah, bahkan sebagian besar dari mereka telah memiliki anak. Situasi yang demikian menciptakan tekanan dan beban tersendiri bagi para lajang.
(Baca juga:Anda Mudah Kesal Saat Lapar? Ini Dia Alasan Ilmiahnya!)
Tak ayal, hal ini membuat mereka jadi memaksa pasangan untuk segera menikah. Padahal, menikah adalah komitmen berlandaskan cinta dan komitmen antarpasangan.
2. Ingin cepat-cepat punya anak
Secara alamiah, setiap perempuan pasti memiliki naluri keibuan dalam diri mereka. Tak heran, bayi yang lucu dan mungil menarik perhatian Anda, dan membuat Anda memiliki keinginan punya anak sendiri.
Namun, alasan ingin buru-buru punya momongan adalah motivasi yang salah untuk menikah. Pasalnya, buah hati harusnya lahir dari perpaduan cinta kedua orangtua, bukan berdasarkan tenggat waktu yang tidak realistis!
3. Jam biologis terus berdetak kencang
Alasan utama perempuan ingin cepat-cepat menikah adalah usia yang telah matang dan kualitas alat reproduksi yang menurun seiring usia.
(Baca juga:Mudah Mengantuk di Siang Hari? Waspada Penyakit Jantung!)
Kekhawatiran soal jam biologis ini menjadi momok tersendiri bagi perempuan lajang. Sebab, gambaran memiliki anak pada usia produktif memang indah dalam impian.
4. Si dia mengancam putus
Hal ini terjadi jika Anda belum ingin menikah, sedangkan si dia sudah ingin menikah. Lalu, si dia mulai memaksa Anda untuk cepat-cepat menikah dengan alasan sudah cocok sepenuhnya (walaupun Anda merasa belum bisa mengenalnya dengan sangat baik).
"Ah, daripada si dia memutuskan hubungan, lebih baik segera menikah saja." Mungkin ini yang ada di pikiran Anda, tetapi hati-hati, jangan sampai keputusan Anda untuk menikah tersebut berakhir menjadi penyesalan. (Kompas)