Tuntutan yang Berlebihan Tingkatkan Risiko Kematian pada Pria

Chatarina Komala

Editor

Tuntutan yang Berlebihan Tingkatkan Risiko Kematian pada Pria
Tuntutan yang Berlebihan Tingkatkan Risiko Kematian pada Pria

Intisari-Online.com - Para peneliti mengungkap, tuntutan yang berlebihan dari rekan kerja, keluarga, atau orang di sekitar, dapat meningkatkan risiko kematian pada pria di pertengahan usia, hingga dua kali lipat.Mereka mengatakan, stres yang disebabkan oleh perdebatan argumen atau kekhawatiran dapat menyebabkan penyakit jantung, serta menurunkan sistem kekebalan tubuh, yang akhirnya menyebabkan masalah kesehatan lainnya.(Baca juga:Anak Sakit dan Tuntutan Pekerjaan)Adapun efeknya akan jauh lebih besar pada pria. Tidak seperti wanita, umumnya pria tidak berbagi "stres" dengan teman dekat atau keluarga. Para peneliti Denmark yang melakukan studi ini mengatakan, banyak pria hanya bercerita pada istri atau pasangan-yang mungkin juga menjadi penyebab stres itu sendiri.Dr Rikke Lund bersama rekannya dari University of Copenhagen mengikuti sekitar 9.875 pria dan wanita Denmark, berusia antara 36 hingga 52 tahun, selama 11 tahun.

Sebagai bagian dari penelitian, para responden diminta mengisi kuesioner secara rinci, untuk menetapkan seberapa sering mereka menghadapi tuntutan atau berkonflik dengan rekan kerja, keluarga, teman, atau bahkan tetangga. Hasilnya, dalam kurun waktu 11 tahun, sekitar 196 responden meninggal dunia. Adapun penyebabnya berkisar dari penyakit jantung, kanker, hati, penyalahgunaan alkohol, dan bunuh diri.Para akademisi kemudian menggunakan rumus matematika untuk menghitung dan mengetahui keterkaitan antara seberapa besar para responden pria dan wanita meninggal dunia dan seberapa sering mereka telah melaporkan konflik atau tuntutan yang diberikan oleh rekan kerja, keluarga, dan teman. Hasilnya, pria yang mengatakan mereka menghadapi tuntutan yang berlebihan dari pasangan, keluarga, atau teman, dua kali lebih mungkin untuk meninggal dibanding wanita dengan kategori yang sama.

Dr Lund-yang studinya dipublikasikan dalam Journal of Epidemiology and Community Health, menyalahkan stres sebagai penyebab kematian dini karena memicu tekanan darah tinggi dan penyakit jantung.Ia mengatakan, pria mungkin akan sangat terpengaruh karena mereka memiliki sedikit teman dan keluarga dekat untuk berbagi stres.Adapun penelitian sebelumnya mengungkap, stres pada sistem kardiovaskular berhubungan dengan peningkatan tekanan darah yang terkait dengan penyakit jantung."Pria melaporkan jumlah jejaring yang sedikit daripada wanita. Mereka mengatakan, pasangan adalah satu-satunya tempat mereka berbagi. Mereka mungkin punya teman baik atau kolega dekat, namun jejaring mereka lebih kecil."Sementara itu, perempuan memiliki jejaring yang lebih besar, dan mereka akan cenderung berbagi stres dengan teman dan anggota keluarga.(Baca juga:Orang Perfeksionis Sangat Mudah Terserang Stres)"Pria akan membatasi percakapan mereka dengan teman dan keluarga. Padahal, satu-satunya orang yang mereka percaya, yakni pasangan, adalah yang sebenarnya menuntut mereka dan bisa membuat mereka lebih rentan,"Ia juga mengatakan, tidak ada bukti bahwa stres akibat tuntutan yang berlebihandapat menyebabkan kanker, meskipun stres bisa membuat seseorang bunuh diri dan rentan pada kematian akibat alkohol. (Dailymail)