Resep Bahagia Orang Kaya

Intisari-Online.com - Kekayaan kadang dianggap sebagai pintu meraih kebahagiaan. Jika memang benar demikian, apakah orang kaya bisa benar-benar bahagia? Ternyata untuk meraih kebahagiaan, orang kaya memiliki resep tersendiri. Berikut ini resep bahagia orang kaya:

* Orang kaya memiliki pendidikan tinggi

“Orang-orang dengan pendidikan yang lebih tinggi mendapatkan pekerjaan yang lebih baik, dan akan dibayar dengan lebih banyak uang. Mereka hidup dalam lingkungan yang aman, penerapan gaya hidup yang sehat, dan cenderung terhindar dari stres” ungkap Laura Carstensen, Psikolog dan Direktur pusat Stanford of Longesity.(Baca juga: Kekayaan Bukan Jaminan Kebahagiaan)

* Orang kaya banyak beramal

“Walaupun kamu sedang mengalami masalah berat yang sulit untuk kamu lalui, namun membantu orang lain akan memberikan rasa baik. Riset, menemukan fakta bahwa setiap aksi kebaikan khususnya secara spontan kepada seseorang akan menularkan kebahagiaan kepada diri” ujar Irvin Yalom, profesor psikiater dari Stanford Universitas

* Orang kaya produktif dan bekerja keras

"Menjadi manusia, harus dipenuhi cinta dan pekerjaan serta rutinitas yang membuat kita berbahagia. Bekerja dengan baik akan memberikan kepuasan kepada keluarga, komunitas tempat kita bekerja dan kehidupan spiritual. Pekerjaan yang memuaskan akan membuat hidup lebih bahagia" jelas Sigmund Freud

* Orang kaya menghindari televisi

Orang kaya dipastikan menonton televisi, tapi mereka hanya menonton televisi saat berita malam hari dan tim olahraga favoritnya. Mereka tidak menggonta-ganti saluran televisi sebagai tujuan dalam hidup. Dan manusia tidak sering menonton televisi telah meenmukan kebahagiaan dalam hidupnya.(Baca juga: 7 Hal Ini Bisa Bikin Stres Menjauh)

* Orang kaya tahu kapan harus berhenti

Resep bahagia orang kaya yang terakhir ini menunjukkan bagaimana mereka tahu ketika harus berhenti terhadap kesalahan yang mereka lakukan. Orang kaya sangat paham menjalani kebiasaan dengan cara dan pola yang sama tidak akan memberikan kebahagiaan, justru mungkin mendatangkan keburukan. (Ridho Nugroho / tabloidnova.com)