Anak yang Tinggal Kelas Bukan Berarti Bodoh

Birgitta Ajeng

Editor

Anak yang Tinggal Kelas Bukan Berarti Bodoh
Anak yang Tinggal Kelas Bukan Berarti Bodoh

Intisari-Online.com - Anak yang tinggal kelas sering dicap sebagai anak bodoh. Ini tentu anggapan serampangan sebab kenyataannya tidak selalu demikian. Mestilah dilihat kasus per kasus.

Dari sudut psikologis dapat dilihat selain IQ juga kondisi keluarga dan lingkungan tempat tinggal, serta pergaulan dan lingkungan sekolah. Dari segi fisiologis perlu ditengok faktor kesehatan si anak; umumnya faktor gizi dan gangguan penglihatan maupun pendengaran sangat mengganggu prestasi sekolah anak.

(Baca juga: Bagaimana Mengembangkan Bakat Anak Sejak Dini?)

Dalam psikologi pendidikan dikatakan, anak yang tinggal kelas umumnya tergolong sebagai anak yang underachiever atau tidak terpenuhi kebutuhannya. Prof. Dr. Conny Semiawan, seorang pakar pendidikan, lebih jauh menjelaskan bahwa anak yang underachiever dalam kesehariannya kurang mendapat pengarahan sesuai dengan kebutuhannya.

Misalnya saja, si anak senang sekali membaca tetapi di rumah tidak atau kurang disediakan sarana bacaan yang sesuai dengan usianya. Atau si anak gemar sekali musik, namun orang tua tidak memperbolehkannya ikut les musik karena takut mengganggu pelajaran sekolahnya.

Sebagai gambaran, Conny Semiawan mengibaratkan otak atau potensi seorang anak cerdas-berbakat bagaikan sebuah kendi besar. Kalau kendi itu tidak diisi penuh, si anak bisa membuat masalah. Anak yang berinteligensi jauh lebih tinggi dari rata-rata teman sekelasnya, akan merasa hampir setiap pelajaran membosankan karena daya tangkapnya juga lebih cepat dibandingkan dengan teman-temannya.

"Kalau guru sedang menerangkan sesuatu yang mungkin bagi murid lain belum dimengerti, anak ini sudah terlebih dahulu menangkapnya. Akibatnya, ia mudah bosan, malas, dan mempunyai lebih banyak waktu untuk mengganggu teman serta mengabaikan gurunya. Anak seperti ini menjadi nakal di kelas dan tidak disenangi oleh guru maupun teman-teman sekelasnya," jelas Conny Semiawan.

(Baca juga: Anak Agresif Karena Dihukum)

Barangkali anak dengan kategori semacam ini akan menjadi lebih serius kalau diberi pelajaran yang lebih banyak menuntut pemikirannya, sehingga apa yang dilakukan dia rasakan mengasyikkan.

Jadi, angka IQ di atas rata-rata tidak menjamin keberhasilan prestasi sekolah anak yang bersangkutan kalau "kendi”-nya tidak diisi penuh. Anak yang tinggal kelas bukan berarti bodoh.