Inilah Enam Cara Hadapi Si Kecil yang Haus Perhatian

Chatarina Komala

Editor

Inilah Enam Cara Hadapi Si Kecil yang Haus Perhatian
Inilah Enam Cara Hadapi Si Kecil yang Haus Perhatian

Intisari-Online.com – Rasa kasih sayang orangtua kepada anak memang harus ditunjukkan secara nyata, sesuai dengan tahap perkembangannya. Masalahnya, sering kali anak merasa bahwa kasih sayang yang ditujukan orangtua padanya belum cukup. Anak ingin agar orangtua mencurahkan seluruh perhatian kepada dirinya. Umumnya, anaka akan mempelajari cara-cara yang paling efektif untuk mendapatkan apa yang ia inginkan.Kadang, mereka mencari perhatian dengan marah. Bahayanya, jika dengan marah anak selalu mendapatkan perhatian, maka ia mulai mengembangkan kebiasaan itu. Untuk mencegahnya berikut adalah enam cara hadapi si kecil yang haus perhatian menurutbukuMembantu Anak Balita Mengelola Amarahnya (2004) karanganDr. Seto Mulyadi, M. Psi.

1. Tetap bersikap tenang

Bersikap tenang, jangan terburu-buru atau panik dengan berusaha memenuhi semua keinginan anak ketika ia marah. Adalah wajar jika seorang anak marah karena keinginannya tidak terpenuhi. Namun, menuruti keinginan anak setiap kali ia marah akan memberikan dampak buruk karena anak belajar dari pengalaman. Kemungkinan besar, ia akan mengulangi perilaku yang sama untuk mendapatkan perhatian.

2. Gunakan humor untuk mencairkan suasana

Misalnya, menggoda dan menggelitik anak, sambil menanyakan mengapa ia marah. Terkadang, salah satu cara hadapi si kecil yang haus perhatianini cukup berhasil.

Minta maaflah pada anak sekaligus jelaskan mengapa kita tidak mampu memberikan seluruh perhatian padanya. Jangan menggunakan kalimat yang panjang dan berbelit-belit. Gunakan kalimat yang singkat dan jelas sesuai permasalahan, mengingat masih sedikitnya perbendaharaan kata yang dikuasai anak balita.

3. Gunakan kalimat positif

Hindari menggunakan kata “tidak” atau “jangan” kepada anak, yang akan menyebabkan dia menjadi reaktif. Selain itu, kita juga harus mengatur nada suara pada saat berbicara pada anak. Jangan berteriak. Gunakan suara tenang, tetapi jelas (tidak bernada marah).

4. Yakinkan anak bahwa ada cara lain yang lebih baik untuk mendapatkan perhatian

Katakan pada anak bahwa kemarahan belum tentu menyelesaikan masalah. Ada cara lain yang lebih efektif untuk menyelesaikan masalahnya, misalnya dengan mengatakan apa yang ia butuhkan kepada orangtua. Yakinkan kepada anak bahwa cara ini jauh lebih baik daripada marah. Namun jangan lupa, jika anak menuruti kita dan berperilaku baik, berikan perhatian lebih dan pujian positif.

5. Ajarkan anak untuk bersikap sabar

Sesuatu yang diinginkan oleh anak belum tentu ia dapatkan segera. Mungkin saja ia baru mendapatkannya beberapa saat kemudian. Begitu juga dengan perhatian orangtua. Ada kalanya orangtua sibuk dan tidak dapat diganggu. Karena itu, penting mengajarkan anak untuk bersabar.

Anak perlu diberi pengertian bahwa untuk mendapatkan apa yang ia inginkan perlu waktu dan usaha. Berilah semangat padanya untuk bersikap sabar dalam menghadapi persoalan apa pun dan beri pujian bila ia mampu lebih bersabar.

6. Berikan time out pada anak dan kita sendiri

Jika merasa sangat kesal dan takut kehilangan kontrol, berikan time out bagi diri sendiri dan anak untuk menenangkan diri. Time out dilakukan dengan membiarkan anak di suatu ruangan yang tenang. Gunakan kalimat positif, misalnya “tenangkan dirimu dulu sampai kamu merasa lebih baik”. Jangan mengatakan “Masuk kamar sekarang dan jangan keluar sampai kamu memperbaiki tingkah lakumu!” sebagaicara hadapi si kecil yang haus perhatian.Time out sendirisangat berguna bagi anak yang berusia 3-5 tahun karena anak mulai dapat diajak bekerja sama untuk mengungkapkan perasaan marahnya.