Intisari-Online.com - Sebuah survei terbaru menemukan bahwa masa dua tahun pertama sejak kelahiran bayi telah menyita banyak pengorbanan dari orangtua.
Temuan ini diperoleh setelah mempelajari lebih dari 2.000 orang Jerman dari sebelum mereka memiliki anak-anak hingga setidaknya dua tahun setelah kelahiran anak pertama mereka.
Menurut para peneliti, rata-rata, responden merasa menjadi orangtua jauh lebih stres daripada perceraian, pengangguran dan bahkan kematian pasangan.
Dalam percakapan yang ditayangkan di HuffPost Live, penulis dan ibu dari anak berusia empat tahun Allison Slater Tate mengatakan temuan ini tidak mengejutkan.
"Dua tahun tersebut merupakan waktu yang paling sulit secara fisik, dalam hal menyesuaikan diri menjadi orangtua," katanya. "[Perubahan dari] ‘nol’ sampai memiliki satu [anak] adalah masa transisi terburuk, selalu, karena secara bersamaan Anda harus menghadapi tingkat kelelahan fisik, ditambah harus menyesuaikan diri dengan hubungan baru yang dinamis, ditambah komponen emosional [dan] komponen mental."
Jadi mengapa jarang ada ibu dan ayah baru yang bercerita tentang beratnya perjuangan mereka menjadi orangtua baru?
"Banyak ibu tidak merasa nyaman mengeluh atau menggerutu atau mengatakan hal-hal negatif karena akan membuat mereka terlihat tidak tahu berterima kasih, dan mereka tidak ingin terlihat sebagai orantua yang ... tidak mencintai anak-anak mereka," kata Ericka Souter, seorang editor di The Stir. "Padahal Anda masih bisa mengeluh, dengan masih mencintai anak Anda."
(Rahel Gebreyes / huffingtonpost.com)
Penulis | : | Ade Sulaeman |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR