Intisari-Online.com -10 persen remaja berusia 15 – 19 tahun telah menjadi ibu. Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012 menyebut begitu. Dari data yang sama, kehamilan tersebut sebagian besar tidak diinginkan alias “kecelakaan”. Sementara kita tahu bahaya hamil di usia muda, salah satunya adalah kematian ibu.
“Waktu yang paling sehat bagi wanita untuk hamil yaitu, pada usia 25-35 tahun. Kehamilan yang terjadi pada usia sebelum 21 tahun dan sesudah 40 tahun beresiko tinggi bagi kesehatan,” ujar doker spesialis obstetri dan ginekologi, Nurhadi Saleh.
Nurhadi juga menambahkan, akan banyak kelainan yang bisa terjadi akibat hamil di usia dini, baik pada ibu maupun pada janin karena fisik dari si ibu belum sempurna. Semakin dini, risiko kehamilan akan semakin tinggi.
Nurdadi menjelaskan, pada remaja pertumbuhan bagian panggulnya belum sempurna. Jika hamil usia dini, maka berisiko mengalami kelainan panggul. Akibat panggul yang belum berkembang sempurna itu pun menyebabkan proses kelahiran bayi harus dengan operasi caesar.
Ketua Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi ini juga mengatakan, mereka yang hamil usia dini sangat berisiko mengalami preeklampsia atau tekanan darah tinggi pada ibu hamil. Tingginya angka kematian ibu pun banyak disebabkan oleh kasus tersebut.
Sementara pada jabang bayi, perkembangan janin bisa tidak sempurna. Sering kali mereka yang hamil usia dini melahirkan anak prematur maupun memiliki kelainan bawaan. Hal ini disebabkan oleh indung telur yang belum sempurna. “Sel telur belum sempurna akibatnya sering timbul kelainan kromosom pada bayinya. Ini menimbulkan kelainan bawaan,” terang Nurdadi.
Bahaya hamil di usia muda lainnya adalah terjadinya rebutan nutrisi antara si ibu dengan si janin. Bagaimanapun juga, usia ibu yang relatif masih muda juga masih membutuhkan nutrisi lebih untuk pertumbuhannya. Untuk itu, hamil usia dini seharusnya dihindari. (Kompas.com)