Sekilas memang terkesan canggih. Untuk urusan penyedotan tinja saja, kita harus melakukan pemindaian (scanning) barcode segala. Tapi memang beginilah salah satu proses dalam penerapan program Layanan Lumpur Tinja Terjadwal (L2T2) di Kota Surakarta. Untuk mengontrol penyedotan lumpur tinja sampai pembuangan di tempat pengolahannya, melibatkan teknologi penjejakan (tracking).
L2T2 sendiri adalah program penyedotan lumpur tinja secara berkala. Program ini didasari atas kenyataan, banyak rumah tangga yang tidak pernah menyedot tangki septik (septic tank) mereka secara berkala. Padahal tangki septik itu lama kelamaaan akan penuh hingga airnya merembes dan mencemari air tanah di sekitarnya. Jika air tersebut sampai dipergunakan oleh masyarakat di sekitar, akibatnya bisa timbul penyakit, antara lain diare.
Di Surakarta, program L2T2 pada tahap awal diterapkan untuk para pelanggan PAM di dua kecamatan yakni Banjarsari dan Jebres. Alurnya bermula dari pelanggan yang bisa meminta layanan untuk penyedotan tangki septik terjadwal. Truk datang dan memindai barcode yang ada di rumah pelanggan sebelum melakukan penyedotan. Data ini langsung terpantau di sistem manajemen informasi yang ada di kantor pusat PDAM.
Saat truk membuang limbah di Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT), petugas di IPLT akan melakukan pemindaian barcode di truk. Cara ini diperlukan untuk memastikan bahwa truk benar-benar membuang muatannya di tempat yang telah ditentukan.
“Maklum, selama ini ada kenyataan, truk penyedot tinja membuang di sungai atau persawahan, hingga akibatnya dapat mencemari lingkungan,” terang Jefry Budiman, Regional Coordinator di Indonesia Urban Water, Sanitation, and Hygiene (IUWASH) wilayah Jawa Tengah. IUWASH yang didanai oleh USAID adalah proyek penyediaan air bersih dan sanitasi bagi masyarakat berpenghasilan rendah di Indonesia.
Dengan L2T2 pelanggan PDAM tidak perlu repot untuk mengurus penyedotan tangki septik karena sudah terjadwal. Minimal dalam waktu tiga tahun, truk akan datang satu kali untuk menyedot. Pelanggan juga tidak perlu lagi menyediakan dana besar untuk penyedotan, karena biaya sudah dibebankan setiap bulan bersama tagihan PDAM.
Peluncuran L2T2 di Surakarta berlangsung Kamis (23/10) di Rumah Dinas Walikota Surakarta. Hadir pula perwakilan dari sejumlah kota yang akan melaksanakan program ini seperti dari Makassar, Bogor, Malang, Medan dan DKI Jakarta.
Pada tahap awal ini, L2T2 akan melayani sekitar 19 ribu pelanggan PDAM di Surakarta. Tidak semua pelanggan dapat terlayani karena terdapat berbagai kendala, seperti misalnya tangki septiknya tidak memiliki lubang penyedotan atau akses menuju rumah tersebut tidak memungkinkan untuk truk.