Intisari-Online.com —Sakit kepala, kelelahan dan gejala lainnya dari premenstrual syndrome atau PMS seringkali dianggap remeh namun studi terbaru menemukan bahwa perempuan yang mengalami PMS memiliki risiko hipertensi yang lebih besar di kemudian hari.
Para peneliti menemukan perempuan yang mengalami PMS di awal studi, empat puluh persen lebih mungkin untuk mengalami tekanan darah tinggi selama 20 tahun ke depan dibandingkan dengan perempuan yang hanya mengalami beberapa gejala menstruasi.
Penelitian ini melibatkan 1.250 perempuan dengan PMS dan 2.500 perempuan dengan sedikit gejala menstruasi pada tahun 1991 sampai 2005, dengan usia 25 sampai 42 tahun di awal studi untuk melihat hubungan antara PMS dengan risiko hipertensi. Hasilnya ternyata, perempuan yang mengalami PMS dengan usia di bawah 40 tahun memiliki kemungkinan tiga kali lebih besar untuk menderita hipertensi di kemudian hari.
Mekanisme yang menghubungkan PMS dengan darah tinggi masih belum jelas, tapi penulis studi ini mengatakan bahwa hal ini mungkin disebabkan karena adanya perbedaan pembuluh darah antara perempuan yang mengalami PMS dan tidak.
Di dalam studi yang sama, peneliti menemukan bahwa diantara perempuan yang mengalami PMS, mereka yang mengonsumsi vitamin B thiamin dan riboflavin, memiliki kemungkinan lebih kecil untuk menderita hipertensi. Penemuan ini menyarankan untuk meningkatkan asupan vitamin B bagi perempuan dengan PMS untuk mengurangi gejala menstruasi dan juga risiko hipertensi. (livescience.com)