Intisari-Online.com - Mimisan pada penderita hipertensi lebih parah dan sulit dihentikan dibanding terjadi pada orang dengan tekanan darah normal. Epistaxis atau mimisan mungkin bermula dari peningkatan tekanan vena (seperti yang terjadi pada kelainan jantung dan paru-paru), serta kelainan pada darah dan pembuluh darah.
Intinya, jangan anggap remeh mimisan!
Perdarahan hidung umumnya terjadi hanya pada satu lubang hidung, kecuali jika disebabkan oleh penyakit darah atau luka berat. Perdarahan hidung yang berat akan membuat darah merembes melalui sisi dinding pemisah hidung dan masuk ke dalam telinga bagian tengah, juga sudut mata.
Ketika kehilangan banyak darah akibat perdarahan yang terus menerus, maka dapat mengakibatkan sakit kepala ringan, pusing, dan sedikit sulit bernapas. Pendarahan berat mengakibatkan tekanan darah menjadi rendah, denyut jantung lebih cepat berdetak, sulit benapas, dan wajah menjadi pucat.
Perdarahan dapat dikatakan berat jika baru berhenti setelah 10 menit sesudah diberi pertolongan serta menyebabkan hilangnya darah sebanyak satu liter per jam pada pasien dewasa.
Umumnya, jika mimisan terjadi pada anak-anak, itu bukanlah hal yang serius. Berbeda jika terjadi pada orang lanjut usia, mimisan dapat berujung pada komplikasi, karena dapat terjadi pergeseran otot tunika media secara progresif oleh kolagen. Hilangnya otot ini mengakibatkan kemampuan arteri untuk berkontraksi menurun, sehingga perdarahan sulit dihentikan.
Meski demikian, jangan anggap sepele mimisan. Segera periksa kepada dokter agar tidak terjadi masalah yang lebih serius. (dr. Sintoso Pujianto dalam “Sehat itu enak dan perlu”. Penerbit: Penerbit Buku Kompas)