Intisari-Online.com -Seorang pria bernama Amador Medina ditangkap polisi karena mencuri mayat dari lima kuburan di Hope Cementary, Vermont, Amerika Serikat. Mayat-mayat itu tersimpan di apartemennya dan kabarnya akan digunakan untuk keperluan pengobatan.
Polisi berhasil menggerebek apartemennya Jumat (4/12) sesaat setelah menerima laporan. Polisi sudah berusaha menghubungi keluarga mayat-mayat yang diculik itu, tapi gagal. Dari penelurusan, mayat-mayat itu diketahui meninggal sekitar 100 tahun yang lalu.
Dari penyelidikan juga diketahui bahwa tersangka mengaku sebagai seorang imam Santeria. Santeria, berarti “jalan orang-orang suci”, adalah agama yang berasal dari Afrika. Ajaran ini dipengaruhi oleh kepercayaan Katolik, di mana Allah dikaitkan dengan beberapa orang kudus. Para anggotanya, yang ingin disebut sebagai imam atau dewa, harus melewati tiga tingkat inisiasi.
Agama ini kerap dikaitkan dengan pemberitaan-pemberitaan negatif. Praktik ibadah mereka disebut “sympathetic magic” yang bertujuan untuk mendapatkan kekuatan dari orang-orang kudus yang dikenal dengan “Ashe”. Mereka percaya, Ashe adalah utusan Tuhan untuk umat manusia.
Beberapa anggota Santeria juga pernah menjadi pemberitaan utama dalam hal kejahatan. Pada Agustus 2015 lalu, seorang jamaah Sinteria bernama Pablo Pinto (46) diduga pelanggaran seks terhadap gadis 16 tahun untuk ritual. Pinto diduga seorang imam Sinteria dari Karibia.
Ia telah menjadi buron sejak 2013, namun kejahatannya baru terungkap dua tahun kemudian. Menurut polisi, ia menyuruh kepada korban untuk membuka bajunya di ritual ketiga. Insiden itu terjadi di dalam kantornya di Montebello, California.(Daily Offbeat)