Intisari-Online.com - Sebuah kota di wilayah Siberia bernama Barnaul membuat kisah unik seputar kucing dan pemilihan walikota. Melalui sebuah ‘pemilihan umum’, para penduduknya menganggap seekor kucing bernama Barsik lebih pantas untuk menjadi walikota Barnaul dibanding kandidat manusia.
Menurut sebuah jajak pendapat tak resmi di halaman jejaring sosial media lokal yang populer di Rusia, Altai Online, kucing Scottish Fold (ras lokal Skotlandia) berusia 18 bulan tersebut memenangkan 91% suara dari 5.400 pemilih. Ia mempecundangi enam rival manusianya.
Kampanye lain juga dilakukan dengan menambah jumlah billboard di pusat kota yang bertuliskan, “Hanya ‘tikus’ yang tidak memilih Barsik!” beserta gambar kandidat kucing di sebelahnya.
Meskipun memenangkan jajak pendapat, Barsik tidak dapat terpilih sebagai walikota. Bukan hanya karena dia kucing, akan tetapi, karena peraturan mengharuskan walikota akan ditunjuk oleh gubernur daerah, Alexander Karlin dan Dewan Kota.
Ini terlalu buruk, karena 700.000 penduduk Barnaul tampaknya punya alasan kuat untuk tidak mempercayai pemimpin manusia.
Mantan walikota Barnaul sebelumnya, Igor Savintsev, memimpin kota sejak tahun 2010, hingga akhirnya ia mengundurkan diri Agustus lalu setelah muncul tuduhan bahwa dirinya menyalahgunakan wewenang. Savintsev menjual tanah milik pemerintah kota kepada organisasi yang berafiliasi dengan anggota keluarganya. Koran Inggris juga mengabarkan bahwa putra Savintsev, Maxim, tengah menunggu persidangan atas penipuan dan tuduhan penggelapan uang setelah melarikan diri ke Thailand.
Jelas dari komentar pada jajak pendapat Altai Online, bahwa orang-orang Barnaul sudah muak terhadap pemimpin manusia.
Barnaul bukanlah kota pertama yang menginginkan hewan sebagai pemimpin mereka. Lebih dari satu dekade lalu, seekor kucing bernama Stubbs terpilih sebagai Walikota Talkeetna, sebuah kota di Alaska. Stubbs mengukir kesuksesannya dengan menjadikan kota tersebut menjadi kota pariwisata.
Tak hanya kucing, seekor kambing bernama Clay Henry juga pernah memimpin sebuah kota di Texas, Lajitas. Clay Henry mati pada 1992, setelah itu ia digantikan oleh dua kambing lainnya, yakni Clay Henry II dan Clay Henry III. “Walikota terbaik yang pernah kami punya,” ujar Davis Odom, seorang sejarawan lokal.
(Lutfi Fauziah/nationalgeographic.co.id)
Penulis | : | Ade Sulaeman |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR