Intisari-Online.com - Inilah Sellia, desa di Italia yang hampir seluruh penduduknya manula alias manusia lanjut usia. Bukan tanpa masalah, desa ini terancam kehabisan penduduk karena mereka tak lagi memiliki waktu lebih panjang lagi untuk melanjutkan kehidupan.
Upaya keras dilakukan agar desa di wilayah Calabria itu itu tetap bisa bertahan. Salahnya satunya adalah dengan mendorong warga rajin memeriksakan kesehatan.Tentu saja, tidak mudah bagi para manula untuk rajin mengecek kesehatan.
“Pada usia tertentu, naik bus atau pergi ke kota terdekat untuk membuat janji dan menunggu giliran bertemu dokter tidaklah mudah,” kata Vincenzo Rotella, pensiunan berusia 79 tahun.
Meski demikian, tidak ada lagi alasan bagi Rotella dan warga lain menghindar dari pemeriksaan kesehatan. Terlebih setelah baru-baru ini Wali Kota Davide Zicchinella membuat ketentuan pajak baru di wilayahnya. Zicchinella yang dua kali terpilih sekaligus ingin warga yang merantau pulang karena ada fasilitas menyenangkan di desa itu.
Menurut Sang Wali Kota, hidup di Sellia sedemikian berharga karena setiap kematian warganya akan membuat desa itu semakin dekat dengan “kepunahan”. Untuk mendorong warga desa tetap sehat, Zicchinella membuat model pajak baru, yang besarnya 30 euro per tahun.
Warga dibebaskan dari pajak kalau bisa membuktikan dirinya mengecek kesehatan. Namun, kalau tidak bisa membuktikan telah melakukan pemeriksaan kesehatan, ia harus membayar pajak.
Sebagai informasi, desa ini memang ditinggalkan banyak warganya. Mereka yang masih tinggal lama-kelamaan juga habis karena termakan usia. Pada 15 tahun lalu, masih ada 1.000 penduduk di desa di selatan Italia tersebut. Kini, penduduknya tinggal sekitar 500 orang saja.
Akibat migrasi besar-besaran
Migrasi besar-besaran terjadi pada 1920-an dan 1960-an. Ketika itu, generasi muda berbondong-bondong pergi ke Italia utara atau negara Eropa lain yang lebih makmur. Jumlah yang pergi hampir dua pertiga dari jumlah penduduk. Sisanya yang masih tinggal adalah mereka yang berusia lebih dari 60 tahun.
Beban berat Sellia kian besar dengan angka pengangguran yang tinggi. Tahun 2014, angka pengangguran di wilayah ini tercatat tertinggi di Italia. Anggaran kesehatan dipotong hingga 100.000 euro dalam lima tahun.
“Sebagai sebuah wilayah, kami pada dasarnya mirip negara-negara terbelakang, seperti Hongaria atau Bulgaria. Meski demikian, Sellia berupaya meyakinkan Uni Eropa untuk memindahkan dana dari sekolah-sekolah yang tak lagi terpakai ke klinik kesehatan,” kata Zicchinella.
Dengan peraturan baru yang dicanangkan pada Agustus lalu, ia ingin warga memeriksakan kesehatan secara rutin agar bisa mencapai umur harapan hidup Italia, yakni 83 tahun. Zicchinella (40) yang berlatar belakang dokter ini sekaligus ingin desanya menarik buat warga baru dan turis.
Dan upayanya itu kini semakin memperlihatkan hasilnya. Hanya dalam sebulan, setelah peraturan baru diberlakukan, 100 penduduk melakukan cek kesehatan. Hampir separuh penduduk juga sudah mendaftar. Dewan lokal menyediakan layanan bus dan feri bagi manula yang ingin pergi ke pemandian air hangat yang dikenal bisa meredakan sakit tua dan memperbaiki pernapasan.
Tak hanya itu, taman kanan-kanak yang sudah tak digunakan diubah menjadi penginapan buat orang muda. “Kami ingin mengubah tempat yang dulu dihuni hantu menjadi tempat yang memicu adrenalin dan tempat petualang nasional,” ucap Sang Wali Kota.
(Kompas.com)
Penulis | : | Moh. Habib Asyhad |
Editor | : | Moh. Habib Asyhad |
KOMENTAR