Trenggiling Langka Raksasa Lahir di Kebun Binatang Inggris tapi Tak Ada yang Tahu Jenis Kelaminnya

Moh Habib Asyhad

Editor

Trenggiling Langka Raksasa Lahir di Kebun Binatang Inggris tapi Tak Ada yang Tahu Jenis Kelaminnya
Trenggiling Langka Raksasa Lahir di Kebun Binatang Inggris tapi Tak Ada yang Tahu Jenis Kelaminnya

Intisari-Online.com -Seekor trenggiling langka raksasa lahir di kebun binatang di Inggris. Yang lebih aneh lagi, tak satu pun yang tahu jenis kelaminnya. Makhluk langka yang lahir pada 22 Desember 2015 lalu ini adalah satu di antara 200 trenggiling raksasa yang hidup di kebun binatang di seluruh dunia.

Mamalia khas Amerika Selatan ini lahir dari indukan Pancho dan Kara. Pancho didatangkan dari Duisburg Zoo, Jerman, pada 2012 lalu. Ia kemudian dipertemukan dengan Kara yang didatangkan dari Olomouc Zoo pada Februari 2015, sebagai bagian dari program pemuliaan di Eropa.

“Meskipun kami tidak tahu apa jenis kelaminnya, sebuah tim khusus akan datang untuk menawarkan beberapa nama, dan kami mengaharapkan bantuan Anda untuk memilih salah satunya,” ujar kurator kebun binatang Alyn Cairns.

Untuk diketahui, trenggiling jenis ini termasuk yang paling langka. Ia memiliki moncong yang langka, rambut yang panjang, ekor lebat, dan lidah yang juga panjang. Kira-kira 50 cm. Dengan lidahnya, spesies ini bisa memakan hampir 30 ribu serangga setiap harinya. Tak heran jika ia bisa tumbuh memanjang hingga 7 kaki.

Check out the video of our baby anteater hitching a ride on mum, Kara. Help name our latest arrival at http://woobox.com/vrr9jp

Posted by Belfast Zoo on Thursday, 18 February 2016

Di Amerika Tengah dan Selatan, spesies ini biasa tumbuh di padang rumput dan hutan hujan. Dulu spesies ini tersebar luas, tapi sekarang jumlahnya sudah sangat terbatas. Ia dianggap sebagai salah satu yang paling terancam di Amerika Tengah.

Bahkan di Brasil muncul kekhawatiran serius lantaran ada anggapan beberapa daerah yang pernah dijajah binatang ini kini tidak ditemukan lagi. “Populasi trenggiling raksasa telah menurun hingga 30% antara 2000-2010, menunjukkan bagaimana rentannya spesies ini,” tambah Alyn.(Mirror Online)