Intisari-Online.com – Kompetisi di dunia akademik saat ini kian kuat dan terkadang mengkhawatirkan. Inilah kisah nyata remaja 15 tahun asal Malaysia yang bunuh diri setelah mendapat ranking 2 di kelas.
Sepulang sekolah, anak ini sholat kemudian gantung diri. Ketika ditemukan, seluruh isi rumah langsung gaduh. Mereka sempat mendengar suara gaduh dalam kamar anak ini namun pintu terkunci dan mereka harus mendobraknya. Sayang, ketika ditemukan gadis ini sudah meninggal.
Ibu dari anak ini bercerita bahwa satu hari sebelum anaknya meninggal, ada sebuah kejadian penting. Anak ini datang pada ayahnya dan bertanya apa yang akan dilakukan ayahnya bila suatu hari ia tidak bisa menjadi yang terpintar dalam kelasnya dan menjadi nomor satu. Sang ayah menjawab bahwa jika hal itu terjadi, maka gadis ini tak akan diakui lagi sebagai anaknya.
Sejak kecil gadis ini selalu ingin dekat dengan ayahnya. Sayang, ayahnya tak pernah memberikan kemewahan itu. Ayah ini hanya ingin sang anak belajar dengan keras, tak ada waktu untuk mengobrol atau saling bercanda seperti layaknya ayah dan anak lainnya.
Pada satu waktu, gadis ini membuatkan kue ulang tahun untuk ayahnya. Bukan ucapan terima kasih yang diterimanya namun justru peringatan bahwa sang ayah tak pernah meminta roti. Ia berkata bahwa gadis ini seharusnya cukup membeli kue daripada buang-buang waktu membuat sendiri. Lebih baik waktu yang ia punya digunakan untuk belajar.
(thecoverage.my)
Penulis | : | Lila Nathania |
Editor | : | Lila Nathania |
KOMENTAR