5 Pejuang Wanita yang Tidak Terlupakan Hingga Kini

Bramantyo Indirawan

Editor

5 Pejuang Wanita yang Tidak Terlupakan Hingga Kini
5 Pejuang Wanita yang Tidak Terlupakan Hingga Kini

Intisari-Online.com – Wanita telah melakukan berbagai pencapaian di dunia ini, baik memimpin sebuah bangsa hingga pergi ke luar angkasa. Dengan berbagai rintangan yang harus dilewati untuk mencapai sebuah kesetaraan, mereka berjuang terus menuju arah yang lebih baik. Seorang wanita dapat mengubah dunia dan berjuang hingga teringat sampai saat ini, menjadi simbol atas perjuangan itu sendiri.Berikut ini adalah 5 Pejuang wanita yang tidak terlupakan hingga kini:

1. Joan of Arc

Wanita dari Perancis ini berjuang di abad ke-15 dalam peperangan. Pada umur 19 tahun ia menghadapi sidang yang hampir mengantar nyawanya menuju hukuman mati tetapi diselamatkan oleh Paus. Dalam hidupnya ia berkontribusi di medan perang melawan Inggris dalam perang seratus tahun. Joan of Arc mengakui sering mendapat visualisasi atas Tuhan untuk memenangkan perang dan memimpin Perancis sehingga terlibat dalam peperangan yang diselesaikan dalam sembilan hari. Berbagai kemenangan yang dipimpin oleh wanita ini mengangkat Raja Charles sebagai pemimpin resmi di Reims, Perancis. Kisah hidup dan semangat yang dibawakannya menunjukan betapa gigih perjuangannya dalam menghadapi berbagai rintangan peperangan.

2. Bunda Teresa

Suster Katolik ini lahir pada tahun 1910 dan telah menolong ribuan orang hingga kematiannya di tahun 1997. Bunda Teresa menolong mereka yang sakit dan kelaparan sehingga menjadi simbol bagi jasa yang tidak mementingkan diri sendiri. Menginspirasi orang-orang dan memenangkan Nobel Perdamaian di tahun 1979. Perjuangan yang dilakukannya memiliki dasar kasih sayang kepada manusia sehingga namanya dapat teringat melalui jasa serta sikap tanpa pamrihnya.

3. Emmeline Pankhurst

Emmeline Pankhurst mendirikan Liga Hak Suara Perempuandi tahun 1889 yang dilanjutkan dengan pembentukan Persatuan Sosial dan Politik Wanita di tahun 1905. Pankhurst berjuang atas nama kesetaraan bagi wanita hingga seringkali masuk keluar penjara. Wanita Inggris ini juga menjadi kunci atas penempatan wanita untuk bekerja di posisi yang biasanya dilakukan oleh pria pada perang dunia pertama.

Perjuangannya mendapatkan hasil dari perjuangannya saat wanita berumur di atas 30 tahun dapat memberikan hak suaranya untuk memilih dan wanita umur 21 tahun juga dapat dipilih pada tahun 1918. Pada tahun 1928 merupakan momen bersejarah saat wanita di Inggris memiliki persamaan hak penuh yang disamakan dengan pria.

4. Rosa Parks

Wanita berkulit hitam ini adalah seorang aktivis gerakan sipil di Amerika Serikat yang merasakan rasisme pada tahun 1955. Rosa Parks mulai terkenal melalui penolakan dalam pemberian kursi bis yang sudah didapatkannya untuk para penumpang berkulit putih. Hasil dari aksi tersebut adalah terpenjaranya Parks, pengucilan oleh kulit putih, dan Boikot Bis Montgomery yang menjadi salah satu gerakan melawan segregasi ras terbesar di Amerika Serikat. Gerakan tersebut juga mendapat dukungan oleh Martin Luther King, seorang aktivis ternama yang merepresentasikan masyarakat kulit hitam dalam gerakan sipil.

Perjuangan ini dilakukan sebagai representasi massa dan masyarakat yang mengalami diskriminasi. Rosa tetap tegar mempertahankan haknya hingga sebuah gerakan terjadi. Tidak penting besar atau kecil bentuknya, perjuangan signifikan akan selalu memberikan pengaruh besar dan dikenang.

5. R. A. Kartini

Indonesia sendiri memiliki tokoh wanita yang memperjuangkan hak-haknya sehingga mendapat perhatian luas yang dikenang hingga kini. Kartini dilarang untuk melanjutkan sekolah pada umur 12 tahun sehingga ia membagi pemikirannya atas kesetaraan dan diskrimasi melalui surat yang ia kirimkan ke teman-teman korespondensinya di Belanda.

Kartini terus mengutarakan berbagai pendapatnya atas kejadian sosial dan diskriminasi pada wanita Indonesia. Karyanya dikumpulkan sebagai sebuah buku bertajuk Habis Gelap Terbitlah Terang dan Kartini sempat membangun sebuah sekolah untuk wanita sebelum akhir hayatnya di umur 25 tahun. Perjuangan merepresentasikan wanita yang ingin disamakan haknya dan menginspirasi hingga menjadi simbol Indonesia hingga kini.