Intisari-Online.com – Ada seorang petani yang baru saja menikmati panen pertamanya. Awalnya ia merasa puas dengan apa yang telah diperolehnya, namun tidak lama kemudian ia ingin mendapatkan hasil panen yang lebih banyak. Ia pun mulai membeli lahan-lahan baru dan menggarapnya. Pada panen yang berikutnya, ia menjadi orang yang serakah sehingga lahan-lahan tetangganya dibeli tanpa melibatkan para tetangganya untuk menggarap kebunnya. Dia hanya mempercayakan kebunnya pada orang-orang pilihannya. Kekayaan membuat dia semakin sombong dan tidak menghargai orang. Dia menjadi orang yang selalu haus akan harta. Dia merasa kekayaan yang dia miliki masih sangat sedikit. Musim kemarau pun tiba. Kebun-kebun yang dimiliki oleh petani itu habis oleh si jago merah. Tidak ada warga yang mempedulikannya. Selain itu tubuh petani itu mulai digerogoti oleh penyakit yang tidak ditemukan obatnya. Harta yang dia miliki tidak dapat menghentikan bencana dalam kehidupannya. Ketika kita begitu menyayangi harta dan lebih mengutamakan harta tersebut, maka harta itu akan membawa bencana dalam kehidupan kita. Terlalu fokus pada harta akan membuat kita menjadi lupa bagaimana cara untuk mengasihi dan peduli terhadap sesama. Jangan menjadikan kita selalu akan kekurangan harta, namun kita harus bisa menjadikan harta yang kita punya sebagai sarana untuk memberikan berkat bagi orang lain. (SD)