Intisari-Online.com – Sekali waktu hidup seekor laba-laba di sebuah ladang jagung. Seekor laba-laba besar dengan sarang yang indah di antara batang-batang jagung. Ia menjadi semakin gemuk karena makan semua serangga yang terjebak di jaringnya. Laba-laba itu benar-benar menyukai hidup di ladang jagung itu dan berencana untuk tinggal di sana selamanya.
Suatu hari, laba-laba menangkap serangga kecil di jaringnya. Ketika laba-laba ini hendak memakannya, serangga itu berkata, “Jika engkau membiarkanku pergi, aku akan memberitahu satu hal penting yang akan menyelamatkan hidupmu.”
Laba-laba itu berhenti sejenak dan mendengarkan dengan seksama. “Sebaiknya kau pergi dari ladang jagung ini,” kata serangga kecil itu, “Waktu panen sudah tiba!”
Laba-laba itu tersenyum dan berkata, “Apa ini waktu panen yang kalian bicarakan? Saya pikir kamu hanya mengarang cerita.”
Tapi serangga kecil itu mengatakan, “Oh, tidak. Itu benar. Pemilik ladang ini akan segera datang untuk menuai. Semua batang jagung akan dipotong dan jagung akan dikumpulkan. Engkau akan dibunuh oleh sebuah mesin raksasa jika tinggal di sini.”
Laba-laba menjawab, “Saya tidak percaya saat panen atau mesin raksasa yang akan memotong jagung. Bagaimana kau bisa membuktikannya?”
Serangga kecil itu meneruskan, “Lihatlah jagung-jagung itu. Lihatlah bagaimana jagung-jagung itu ditanam di jalur yang dibuat rapi. Itu membuktikan bahwa ladang ini dirancang oleh seseorang yang cerdas.”
Laba-laba tertawa dan berkata, “Ladang ini tumbuh dengan sendirinya dan tidak ada hubungannya dengan pemilik ladang. Jagung selalu tumbuh seperti itu.”
Serangga menjelaskan lagi, “Oh tidak. Ladang ini dimiliki oleh pemilik yang menanamnya, waktu panen akan segera tiba.”
Laba-laba tersenyum dan berkata, “Saya tidak percaya,” dan kemudian laba-laba itu pun memakan serangga kecil itu.
Beberapa hari kemudian, laba-laba itu tertawa mengingat cerita serangga kecil Ia berpikir, “Panen. Ide yang bodoh sekali. Saya sudah ada di sini sejak tanaman ini hanya setengah meter tingginya dari tanah, dan akan berada di sini selama sisa hidup saya. Karena tidak ada yang akan berubah di ladang ini. Hidup ini indah, dan saya akan membuatnya seperti itu.”
Hari berikutnya adalah hari yang indah di ladang jagung. Langit cerah dan tidak ada angin. Siang itu, ketika laba-laba berjalan-jalan, tiba-tiba ia menyadari ada debu tebal bergerak dalam perjalanan. Ia mendengar suara mesin raksasa, dan berpikir, “Apa yang terjadi?”