Intisari-Online.com – Seorang wanita gelandangan berusia sekitar 60 – 70 tahun terlihat duduk di ujung trotoar di persimpangan jalan Seattle. Rambut putihnya tampak berantakan. Pakaiannya terlihat tidak beraturan.
Setiap kali banyak orang yang melewati wanita itu terkadang menghindarinya, karena bau. Mungkin juga mereka enggan memberinya sedekah.
Sebagian besar waktunya ia habiskan untuk menyapa dunia dengan senyum khasnya dan telapak tangannya yang terbuka, hanya untuk mendapatkan sedekah yang cukup untuk malam itu.
Suatu hari, seorang anak perempuan, umurnya sekitar enam atau tujuh tahun, dengan mengenakan gaun yang cantik dan rambutnya dikuncir. Ia mendekati wanita gelandangan itu dari belakang dan menarik-narik bajunya. Wanita itu berpaling ke anak perempuan yang kemudian mengulurkan tangannya dan menyerahkan sesuatu.
Pada saat itu, wanita gelandangan itu menunjukkan kebahagiaannya dan merogoh sakunya dan memberikan sesuatu kepada anak perempuan itu. Anak perempuan itu berlari kembali menemui orangtuanya dan bersemangat menunjukkan kepada mereka apa yang didapatkannya.
Karena penasaran, seseorang yang melihat adegan itu bertanya kepada wanita gelandangan itu, yang menjawab, “Gadis kecil itu datang kepada saya dan memberi saya seperempat, jadi saya memberikan kepadanya dua kali lebih banyak. Karena saya ingin menunjukkan bahwa ketika engkau bermurah hati, maka engkau akan menerima lebih dari yang engkau berikan.”