Intisari-Online.com – Alkisah, seorang ibu muda tinggal bersama gadis kecilnya berusia tiga tahun dan nenek si gadis kecil itu. Sayangnya, ibu muda ini sangat membenci putrinya. Ini karena ayah dari si gadis kecil meninggalkan ibu muda itu saat sedang mengandung, lalu ketika lahir paras putri kecilnya itu mirip dengan sang ayah. Sementara, si ibu muda sangat membenci suaminya itu.
Gadis kecil itu hanya diberi makan seadanya dan lebih banyak diasuh oleh neneknya. Meski demikian, gadis kecil itu tidak pernah merengek atau membenci ibunya.
Hingga pada suatu sore yang mendung, ibu muda itu terpaksa mengajak anaknya pergi ke pasar swalayan karena tidak ada yang menjaganya di rumah. Dengan sepeda motor, ibu muda itu memboncengkan gadis kecilnya di belakang, tanpa mempedulikan keamanan gadis kecilnya itu. Ia hanya berpesan agar berpegangan erat kalau tidak nanti akan dipukul.
Ketika sampai di parkir pasar swalayan itu, si ibu muda meninggalkan gadis kecilnya itu tetap di jok belakang sepeda motornya tanpa mengajak anaknya ikut masuk ke pasar swalayan.
“Kamu harus duduk di sini saja! Dan jangan ke mana-mana!” bentak si ibu muda.
Dengan wajah ketakutan karena melihat lingkungan sekitar yang tidak ramah dan suara ibunya yang membentak keras, gadis kecil itu hanya menganggukkan kepalanya.
Kemudian ibu muda itu masuk ke pasar swalayan dan menyelesaikan belanjanya. Tidak lama kemudian hujan turun cukup deras. Dengan jaket menutupi kepala, ibu muda itu kembali ke parkiran dan mendapati anaknya tertidur di jok sepeda motor dengan diterpa hujan deras.
Dengan wajah marah, ibu muda itu memaki gadis kecilnya, “Tadi kan sudah dibilang kalau kamu harus duduk di sini, kenapa malah tiduran di jok. Dasar anak tak tau diri!”
Gadis kecil itu hanya menangis dan berkata dengan suara yang lemah, “Ma, aku takut tempat duduk mama basah. Jadi aku tidur di atasnya agar mama pulang nanti tidak kebasahan.”
Ketika mendengar putrinya berkata demikian, ibu muda itu langsung meneteskan air mata dan mendekap erat-erat gadis kecilnya. Walaupun ia membenci putrinya, ternyata tidak ada dendam sedikitpun di dalam hati gadis kecilnya itu.
Jika hari ini kita mungkin telah disakiti oleh pasangan kita, janganlah menaruh dendam padanya. Yakinlah suatu saat ia akan luluh hatinya oleh kebaikan kita. (SD)