Intisari-Online.com – Kutu anjing adalah binatang yang mampu melompat 300 kali lebih tinggi dari tubuhnya. Apa yang terjadi bila kutu anjing itu dimasukkan ke dalam sebuah kotak korek api kosong lalu dibiarkan selama satu hingga dua minggu?
Ternyata, kutu itu hanya mampu melompat setinggi kotak korek api saja. Kemampuannya melompat 300 kali tinggi tubuhnya tiba-tiba menghilang.
Inilah yang terjadi. Ketika kutu itu berada di dalam kotak korek api, ia mencoba melompat tinggi. Tetapi ia selalu terbentur dinding kotak korek api. Ia mencoba lagi dan terbentur lagi. Demikian seterusnya hingga ia mulai ragu akan kemampuannya sendiri.
Kutu itupun mulai berpikir, “Sepertinya kemampuan saya melompat memang hanya segini.” Lalu, ia pun menyesuaikan loncatannya setinggi kotak korek api. Aman. Ia tidak terbentur. Saat itulah ia menjadi sangat yakin, “Nah, benar ‘kan? Kemampuan saya memang hanya segini. Inilah saya!”
Dan ketika kutu itu dikeluarkan dari kotak korek api, ia masih saja merasa bahwa batas kemampuan lompatnya ya hanya setinggi kotak korek api. Demikianlah ia hanya hidup sedemikian. Kemampuan yang sesungguhnya tidak terlihat. Kehidupannya telah dibatasi oleh lingkungannya.
Demikian juga kita. Di dalam diri kita juga banyak kotak korek api. Terkadang banyak orang-orang di sekeliling kita yang membatasi gerak dan karya kita. Mereka bisa menghambat perkembangan potensi diri kita.
Kotak korek api juga bisa dalam bentuk kondisi tubuh yang kurang sempurna, tingkat pendidikan yang rendah, kemiskinan, usia, dsb. Bila itu semua menghambat maka itulah kotak korek api yang akan menghambat prestasi dan kemampuan kita sesungguhnya yang tidak tercermin dalam aktivitas sehari-hari.
Bila potensi kita yang sesungguhnya ingin muncul, tembuslah kotak korek api itu. Kita harus tumbuh sesuai dengan berkat, karunia, dan rencana yang diberikan oleh Tuhan. (BMSPS)