Lukisan Anak

K. Tatik Wardayati

Editor

Lukisan Anak
Lukisan Anak

Intisari-Online.com – Seorang pria kaya dan anaknya gemar mengumpulkan karya seni langka. Mereka memiliki segalanya dalam koleksi mereka, dari Picasso hingga Raphael. Mereka sering duduk bersama dan mengagumi karya seni tersebut. Ketika konflik Vietnam pecah, sang anak pergi berperang.

Sang anak sangat berani dan akhirnya meninggal dalam pertempuran saat menyelamatkan prajurit lain. Sang ayah diberitahu dan sangat sedih kehilangan putra satu-satunya.

Sekitar satu bulan kemudian, sebelum Natal, ada ketukan di pintu. Seorang pemuda berdiri di pintu dengan paket besar di tangannya.

Ia berkata, “Pak, Anda tidak tahu saya, tapi saya adalah prajurit yang telah diselamatkan oleh anak Anda. Ia menyelamatkan banyak nyawa hari itu, dan ia membawa saya ke tempat yang aman ketika peluru menembus jantungnya dan ia tewas seketika. Ia sering berbicara tentang Anda, dan cinta Anda terhadap seni.” Pemuda itu mengulurkan paket yang dibawanya, “Saya tahu ini tidak banyak. Saya bukanlah seorang seniman besar, tapi saya pikir anak Anda pasti ingin Anda memiliki ini.”

Sang ayah membuka paket. Ternyata berisi potret anaknya yang dilukis oleh pemuda itu. Ia menatap kagum pada cara prajurit itu menangkap kepribadian anaknya dalam lukisan itu. Air mata memenuhi mata sang ayah. Ia mengucapkan terima kasih kepada pemuda itu dan menawarkan untuk membayar lukisan itu.

“Oh, tidak Pak, saya tidak pernah membayar apa yang telah anak Anda lakukan pada saya. Ini hadiah,” kata pemuda itu.

Sang ayah menggantung lukisan itu. Setiap kali tamu datang ke rumahnya, ia mengajak mereka untuk melihat lukisan itu sebelum ia menunjukkan pada mereka salah satu karya besar lainnya yang telah dikumpulkannya.

Pria tua itu meninggal beberapa bulan kemudian. Koleksi lukisannya menjadi ajang lelang besar-besaran. Banyak orang terpandang berkumpul, gembira akan melihat lukisan-lukisna besar dan memiliki kesempatan untuk membeli satu dari koleksi mereka.

Pada platform duduk terdapat lukisan seorang anak. Juru lelang memukulkan palunya. Ia akan memulai penawaran dengan lukisan seorang anak itu.

“Siapa yang akan menawar untuk lukisan ini?” Hening.

Kemudian suara di belakang ruangan berteriak, “Kami ingin melihat lukisan terkenal. Bukan yang satu ini.”

Tapi juru lelang bertahan, “Baiklah, siapa yang membuka penawaran untuk lukisan ini? Siapa yang akan memulai penawaran? 100 dolar, 200 dolar?”

Suara lain terdengar berteriak marah, “Kami tidak datang untuk melihat lukisan ini. Kami datang untuk melihat Van Gogh, Rembrandt. Ayolah, penawaran yang sebenarnya!”

Tapi juru lelang terus bertahan,”Anak! Anak! Siapa yang akan mengambil lukisan anak?”

Akhirnya, terdengar suara dari belakang ruangan itu. Seorang pria. Ia adalah tukan kebun dari pria tua dan anaknya. “Saya akan memberikan 10 dolar untuk lukisan itu.” Ia seorang yang miskin, hanya itulah yang ia mampu.

“Baiklah, kami memiliki 10 dolar, ada yang akan menawar 20 dolar?”

“Berikan padanya untuk 10 dolar. Mari kita lihat lukisan master!” teriak seseorang.

“10 dolar adalah tawaran, tidak ada seorang pun yang menawar 20 dolar?” teriak juru lelang kembali.

Kerumunan itu menjadi marah. Mereka tidak menginginkan lukisan seorang anak. Mereka ingin investasi yang lebih layak untuk koleksi mereka.

Juru lelang akhirnya memukulkan palunya, “Sekali, dua kali, dijual sebesar 10 dolar!”

Seorang pria duduk di baris kedua berteriak, “Sekarang, mari kita dengan koleksi lukisan master!”

Juru lelang meletakkan palunya, “Maafkan saya, ini adalah lelang terakhir.”

“Bagaimana dengan lukisan yang lain?”

Jawab juru lelang itu, “Saya minta maaf. Ketika saya dipanggil untuk melakukan lelang ini, saya diberitahu sebuah ketentuan rahasia. Saya tidak diizinkan untuk mengungkapkan ketentuan itu hingga saat ini. Hanya lukisan seorang anak itu yang akan dilelang. Siapa pun yang membeli lukisan itu akan mewarisi seluruh kekayaannya, termasuk koleksi lukisan-lukisan itu. Orang yang mengambil lukisan seorang anak itu akan mendapatkan segala sesuatunya.”

Demikian dalam kehidupan kita. Jika kita berjalan dalam ketentuan Tuhan, maka kita akan mendapatkan segala sesuatunya.