Kisah si Jelek

K. Tatik Wardayati

Editor

Kisah si Jelek
Kisah si Jelek

Intisari-Online.com – Semua orang di kompleks apartemen tahu siapa si Jelek itu. Jelek adalah seekor kucing yang menyukai tiga hal ini: berantem, makan sampah, dan haru kami katakan, cinta.

Jelek hanya memiliki satu mata. Di tempat yang seharusnya ada mata lainnya, terdapat lubang menganga.Ia juga kehilangan telinganya pada sisi yang sama. Kaki kirinya pun tampaknya telah pecah pada suatu waktu dan sembuh dengan sudut yang tidak wajar, sehingga terlihat seperti terputar. Ekornya sudah lama hilang, hanya menyisakan buntut kecil saja.

Jelek adalah seekor kucing abu-abu gelap, luka menutupi kepalanya, leher, dan bahunya. Setiap kali seseorang melihat Jelek, ada reaksi spontan yang sama, “Itu kucing Jelek!” Semua anak diingatkan agar tidak menyehnya. Orang-orang dewasa melemparkan batu ke arahnya, menyemprot dengan air setiap kali ia mencoba untuk datang ke rumah mereka.

Dan reaksi Jelek selalu sama. Jika ada yang menyemprotkan air dengan selang pada dirinya, ia akan berdiri diam sama, hingga badannya basah kuyup dan orang yang menyemprotnya menyerah. Jika ada yang melemparnya, ia akan meringkukkan tubuhnya, seperti meminta pengampunan.

Setiap kali ia melihat anak-anak, ia akan mengeong panik. Ia seakan meminta cinta mereka. Jika seseorang mengangkatnya, ia akan segera menyusupkan badannya ke tubuh orang itu, atau apapun yang bisa dicapainya.

Suatu hari, Jelek sedang berbagi kasih dengan kucing tetangga. Sayangnya, mereka tidak merespon dengan baik, dan Jelek pun dianiaya dengan parah. Saya mencoba untuk membantunya, sayang ketika saya sampai di tempatnya berbaring, tampak jelas kehidupan Jelek hampir berakhir menyedihkan. Jelek diletakkan dalam lingkungan yang basah.

Saat saya mengangkatnya dan berusaha membawanya pulang, saya bisa mendengar napasnya terengah-engah, dan merasakan ia berjuang. Sangat menyakitkan. Saya melihat penderitaan dan perjuangannya untuk hidup. Pad saat itu saya pikir Jelek adalah makhluk yang paling indah, dan penuh kasih yang pernah kulihat. Tidak pernah sekali pun ia mencoba menggigit atau mencakar saya, bahkan mencoba menjauh dari saya. Akhirnya ia mati dalam pelukan saya sebelum saya membawanya masuk ke dalam rumah.

Si Jelek mengajari saya tentang memberi kasih sayang dan rasa untuk selalu bersyukur. Banyak orang ingin menjadi kaya, lebih sukses, disukai, dan cantik. Tapi bagi saya, saya akan selalu mencoba untuk menjadi “Jelek”.