Intisari-Online.com – Sering batuk dan terlalu sering terkena serangan pneumonia, dokter mendesak Jamie Roper untuk menjalani tes medis. Pria berumur 46 tahun itu menunjukkan gejala klasik dari kanker paru-paru.
Sayangnya, pria itu bersikeras tidak akan melakukan biopsi sampai ia menikahi tunangannya, Jen, 30. Setelah kembali dari Mediterani, di mana pasangan itu mengikat janji di atas kapal pesiar, tes kesehatan menunjukkan kekhawatiran dokter. Roper benar-benar menderita kanker paru-paru.
Enam minggu setelah menikahi istinya, ia meninggal dalam pelukan istrinya itu. Kata-kata terakhir yang diucapkan kepada istrinya, “Aku mencintaimu.”
Istri Roper, dari Long Stratton di Norfolk, mendesak agar orang lain tidak menunda tes kesehatan yang sangat penting. “Kami selalu berharap bahwa ia akan baik-baik saya, tapi kemudian saya menyadari itu terjadi. Dalam jangka persiapan pernikahan kami, Jamie masuk dan keluar menemui dokter. Ia merasa buruk selama satu bulan, tapi kami tidak berpikir bahwa itu serius, kami pun tidak khawatir. Ia memberitahu bahwa ia mengalami infeksi dada, pneumonia, maka ia harus melakukan scan. Kemudian bulan September, hari terakhir saya mengepas gaun pengantin saya, Jamie memberitahu bahwa ia mungkin memiliki kanker paru-paru.
Kami pun diberitahu bahwa ia perlu melakukan biopsi untuk melakukan pengecekan, tapi kami memutuskan untuk tetap berpikir positif. Kami pun memutuskan untuk menunda tes biopsi dan menikah. Kami berharap setidaknya kami masih bisa bersama-sama beberapa tahun ke depan.”
Pada bulan Oktober 2011, pasangan ini melaju kee Southampton untuk melaksanakan pernikahan di atas kapal pesiar. Pasangan ini pergi selama dua minggu. “Tapi sepanjang waktu saya pikir ada sesuatu yang salah. Jamie berjuang dengan napasnya. Tetapi kami saat itu memiliki waktu yang luar biasa,” kata istri Roper. “Tapi awan menggantung di atas kami.”
Dua minggu setelah itu mereka kembali ke rumah Roper lalu pergi ke Norfolk dan Norwich Hospital untuk melakukan biopsi. Jamie Roper menginap di rumah sakit karena komplikasi, dan setelah 10 hari baru diperbolehkan pulang. Dua hari kemudian, atau satu bulan setelah mereka kembali dari pernikahan, ia didiagnosis kanker paru-paru dan kembali ke rumah sakit.
Istri Roper berkisah, “Ahli bedah menegaskan bahwa ia menderita kanker paru-paru dan sobekan pada usus, untuk itu ia membutuhkan operasi. Ia menjalani operasi, tapi setelah itu ia mulai terengah-engah, detak jantungnya tidak normal. Saya diberitahu bahwa sebelum operasi Jamie telah ditanya apabila paru-parunya gagal apakah ingin dihidupkan kembali. Jamie mengatakan tidak.
Saya katakan padanya aku mencintainya, dan ia mencoba untuk mengatakan itu kembali, tetapi kata-katanya tidak keluar.”
Jamie Roper meninggal dalam pelukan istrinya pada 29 November 2011. Setelah pemakamannya di bulan Desember, istri Roper berjuang untuk mengatasi kesedihannya. (dailymail)