Intisari-Online.com – Tom berusaha menghapus air mata yang mengalir deras di pipinya. Sambil berlalu pergi, ia mengayuh sepedanya ke jalanan. Dan tiba-tiba… Brak! Tom terjatuh masuk ke dalam selokan air. Luka lecet-lecet menghiasi tangannya. Sambil menahan rasa sakit yang dalam Tom berusaha untuk berdiri.
“Kamu tidak apa-apa?” sapa seorang anak laki-laki sambil tersenyum. Ia mengulurkan tangan untuk membantu Tom berdiri.
“Iya, aku tidak apa-apa. Kamu siapa?” jawab Tom sambil meringis kesakitan.
“Namaku Jerry. Lukamu sepertinya perlu diobati. Ayo mampir ke rumahku,” kata anak laki-laki itu sambil menunjuk sebuah rumah yang tidak jauh dari situ.
Selesai mengobati luka, Jerry dan Tom terlibat percakapan yang membuat mereka semakin akrab. Ternyata mereka seumuran. Jerry seperti mendapatkan teman baru. Hingga menjelang sore Tom pun berpamitan untuk pulang.
Semenjak kejadian itu Tom sering main ke rumah Jerry. Begitu pula sebaliknya. Mereka menjadi sahabat yang dekat. Hingga mereka berdua melanjutkan studi ke bangku Perguruan Tinggi, mereka pun berpisah. Karena Tom pindah ke kota lain.
Hingga di suatu siang, Tom tiba-tiba muncul di depan pintu rumah hari Jerry. “Hai Jerry, bagaimana kabar kamu?” sapa Tom dengan ramahnya saat ia melihat Jerry duduk-duduk di serambi rumahnya.
“Hai Tom, kapan kamu pulang? Aku baik-baik saja. Bagaimana keadaanmu juga?” balas Jerry sambil tersenyum senang melihat sahabatnya datang.
“Aku juga baik-baik saja kok. Aku kesini mau mengucapakan terima kasih atas kebaikanmu selama ini. Karena kamu aku masih hidup sampai sekarang,” jawab Tom dengan wajah yang serius.
Jerry terlihat bingung mendengar pernyataan Tom. Akhirnya Tom menceritakan saat mereka bertemu pertama kali. Jika saat itu Jerry tidak menghampirinya, mungkin saat itu Tom sudah melanjutkan niatnya untuk menenggelamkan dirinya di sungai. Tom berniat mengakhiri hidupnya karena ada masalah dengan orangtuanya. Tetapi setelah bertemu Jerry dan mendengar banyak cerita tentang Jerry dan keluarganya, maka semuanya pun berubah.
Demikian pula dalam hidup kita. Jangan pernah mengabaikan pertemuan kita dengan orang-orang yang ada di sekitar kita. Mungkin Tuhan punya tujuan dan rencana yang tidak kita mengerti. Kita tidak akan pernah tahu jika senyuman yang kita berikan mampu menyelamatkan hidup orang lain.
Bagi kita mungkin itu hal yang biasa, tetapi bagi orang lain mungkin bisa jadi hal yang luar biasa karena merasa diperhatikan dan dihargai. Maka, jangan merasa malu melakukan kebaikan sekecil apa pun meski itu hanya sebuah senyuman. Hargailah orang lain sama seperti Tuhan pun menghargai kita. (SD)