Intisari-Online.com – Alkisah seekor paus bungkuk berenang bebas dan hidup bahagia di laut biru yang luas. Perlu diketahui, paus bungkuk adalah spesies yang terancam punah. Hanya diketahui sekitar 10.000 ekor yang hidup.
Namun, suatu hari ia terjerat dalam jaring perangkap kepiting. Paus dengan panjang lima puluh kaki (± 15 m) itu dibebani oleh ratusan kilogram perangkap yang membuatnya sulit bergerak dan tetap bertahan. Apalai lilitan ratusan meter tali melilit ekornya, badannya, dan menarik-narik mulutnya.
Seorang nelayan melihat kejadian itu. Ia lalu memanggil sekelompok penyelamat lingkungan untuk membantu dan menyelamatkan paus. Dalam beberapa jam tim penyelamat tiba dan melihat situasi. Mereka menemukan bahwa satu-satunya cara untuk menyelamatkan paus itu adalah menyelam ke dalam laut dan melepaskannya. Ide ini terdengar penuh dengan bahaya, apalagi bila ikan paus itu gelisah. Satu tamparan saja dari ekornya akan cukup untuk membunuh para penyelamat itu.
Namun, tim penyelamat tetap menyelam dan bekerja keras selama beberapa jam dengan pisau untuk memotong tali dan akhirnya membebaskannya.
Ketika paus itu bebas, ia sangat senang dan berenang di sekitar tim penyelamat dengan berputar-putar membentuk lingkaran. Para penyelamat itu khawatir, mereka pikir ikan paus itu akan menyerang mereka. Tapi kemudian setelah beberapa waktu mereka menyadari bahwa paus itu bergerak dengan lembut dan hati-hati terhadap mereka masing-masing, menyenggol mereka, dan mendorong mereka dengan lembut. Rupanya ia berterima kasih kepada mereka! Itu saat yang menggembirakan dan mengharukan.
Penyelamat yang memotong tali dekat mulutnya mengatakan bahwa ia melihat matanya sepanjang waktu ketika ia sedang bekerja. Paus itu sepertinya mengatakan bahwa hidupnya tidak akan pernah sama lagi. Menerima terima kasih dan rasa syukur dari ikan paus adalah pengalaman yang paling menggembirakan bagi seluruh tim penyelamat. Padahal sebelumnya mereka sempat berpikir ketakutan akan hidup mereka sebelum masuk ke laut untuk menyelamatkan.
Mari kita menjaga pikiran kita terbuka untuk cahaya kebaikan alami.