Kisah Ular dan Elang

K. Tatik Wardayati

Editor

Kisah Ular dan Elang
Kisah Ular dan Elang

Intisari-Online.com – Ular merangkak di tanah. Elang terbang menuju ke arah ular dan berkata, “Malangnya dirimu, ditakdirkan merangkak sepanjang hidup. Tidak seperti saya, saya ditakdirkan untuk terbang.”

Ular memandang elang dan berkata, “Kau benar Elang, aku tidak bisa terbang. Tapi aku tahu apa artinya terbang.”

“Bagaimana Kau bisa tahu?” Elang tersenyum, “Kau ‘kan tidak punya sayap!”

“Pikiran adalah sayap saya,” kata Ular bangga. “Mimpi adalah surga saya. Sementara saya merangkak di tanah, saya menutup mata dan melihat ke langit. Saya membayangkan jika aku merangkap di langit, tidak di tanah. Ya, tidak mungkin merangkak di langit, kita hanya bisa terbang. Ini berarti ada saat-saat saya terbang. Dalam pikiran saya bebas belajar terbang, Elang. Dan jiwa saya, saya angkat ke surga yang tinggi, sehingga ketika saya datang dan hidup saya sebagai ular berakhir, saya bisa naik ke langit biru, ke dalam surga tak berujung dan terbang, terbang, dan tidak memikirkan apa-apa, menikmati kebebasan saya.

Dan saya tidak akan takut untuk terbang, karena tidak ada hal yang baru bagi saya. Surga akan memuat kita sama. Kita akna terbang bersama-sama suatu hari, Elang, di bawah awan. Hanya aku akan lebih kuat dan lebih bebas daripada Kau, karena saya telah belajar bagaimana terbang tanpa sayap, hanya merangkak di tanah. Keduanya tersedia untuk saya. Saya tidak takut kehilangan sayap karena saya tahu bagaimana merangkak, dan saya tidak takut untuk memperoleh sayap karena saya tahu bagaimana terbang. Dan apa yang akan Kau lakukan, Elang, jika kau kehilangan sayapmu?”

slide 8 to 10 of 6