Intisari-Online.com – Polisi Tina Taylor dan keluarganya berkumpul di sekitar kolam renang di rumah Pasa dena ketika cucunya yang berusia tiga tahun terpeleset dan jatuh ke dalam kolam. Pelatihan dan nalurinya mengusiknya, dan ia melompat untuk menyelamatkan anak itu.
“Kita semua menyadari keselamatan di kolam renang, sebagai perwira saya mengajar keselamatan di kolam renang,” kata Taylor kepada KHOU.
Ayah si anak itu kemudian memberinya CPR, tindakan pertolongan pertama pada korban yang mengalami henti napas, dan keluarganya berdoa untuk sebuah keajaiban!
“Ia sudah biru, seperti boneka kain, dan ia tidak sadarkan diri,” kata ibunya. “Saya mendengar teriakan, saya berlari keluar dan mereka menariknya keluar dari air.”
Akhirnya, Taylor mendengar anak itu bisa bernapas. Kemudian anak itu dibawa ke rumah sakit dan baik-baik saja keadaannya.
Menurut Safe Kids Worldwide, “Kolam renang adalah area yang paling umum menyebabkan tenggelam pada anak usia satu sampai empat.” Untunglah, orangtua (dan kakek-nenek) dapat memainkan peran pentingnya dalam melindungi anak-anak dari tenggelam. Bahkan jika ada orang dewasa melihat anak-anak, kecelakaan terjadi dengan cepat. Jika kolam renang tidak dipagari, anak-anak harus mengenakan jaket pelampung. Penting juga untuk mengetahui bagaimana melakukan CPR, karena bisa terjadi setiap detik.
Nenek dalam kisah ini menolak disebut pahlawan. Ia mengatakan apa yang dilakukannya pun akan dilakukan oleh orang lain.
“Saya bukan pahlawan, saya tidak tahu bagaimana itu terjadi. Ini adalah Tuhan, aku adalah alat Tuhan dalam situasi itu, dan itu sungguh ajaib,” kata Taylor.
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | K. Tatik Wardayati |
KOMENTAR