Tari Topeng Cirebon, Tak Lekang Zaman

Moh Habib Asyhad

Editor

Tari Topeng Cirebon, Tak Lekang Zaman
Tari Topeng Cirebon, Tak Lekang Zaman

Intisari-Online.com -Hariadi Saptono dalam artikelnya Topeng Cirebon, Penyajian dan Fungsinya di Masyarakat pernah bilang, dalam tradisi-tradisi sub-kultur di Nusantara, topeng sebagai perwujudan imajinasi dan daya ekspresi tak terhingga variasi dan jenjang makna, serta fungsinya.

Untuk masyakarat Cirebon, kesenian topeng mempunyai kedudukan sangat penting dalam kehidupan masyarakat. Pada awal kemunculannya, kesenian topeng, menjadi sarana penyebaran agama Islam pada masa Sunan Gunung Jati. Tujuannya, agar bisa lebih dekat dengan masyarakat yang disasar.

Dalam perjalanannya, seni topeng juga disebarkan melalui bebaranga, istilah lokal untuk menyebut mengamen. Dari jalan itu pula, topeng akhirnya menyebar lintas kota dan daerah; Jakarta, Anyer, Serang, Banten, Bogor, dan sebagainya. Ini bisa dilacak dari banyak kesenian topeng dari daerah-daerah tersebut. Tak hanya itu, topeng Cirebon juga dianggap sebagai salah satu ilham munculnya seni tari Priangan (Sunda), di antaranya adalah keurseus dan lenyepan.

Tarian di Jabar memang lebih dikenal dengan sebagai tarian Sunda. Tapi jika ditilik lebih teliti lagi, ada banyak rumpun tari yang terkandung di dalamnya. Salah satunya yang paling kentara adalah topeng Cirebon.

Umumnya, pertunjukan tari topeng Cirebon memiliki dua tipe yang berbeda secara bentuk. Pertama tari topeng besar dan kedua tari topeng kecil. Pada tari topeng besar, penyajian panjang menggunakan struktur suatu cerita, adapun yang tari topeng kecil, penyajiannya hanya menggunakan tarian tunggal.

Semakin ke sini, variasi seni dan tari topeng semakin berkembang. Salah satu yang paling tersohor adalah kreasi maestro tari Yogyakarta, Didik Nini Thowok dengan tarian Dwi Mukanya. Dalam tarian-tariannya, Didik banyak mengadopsi gerakan dan aksesoris tari topeng Cirebon, terutama gaya Palimanan. Jika pada umunya tarian topeng Cirebong menggunakan satu topeng, maka dalam tari Dwi Muka yang dikreasikan Didik menggunakan dua topeng yang dia taruh di depan dan belakang kepala.

Ada kalanya, hanya menggunakan satu saja, tapi ditaruh di bagian belakang kepala. Selain fisik topeng dan gerakan, ciri khas lain yang sangat Cirebon adalah penggunaan tekes atau sobra. Tidak dipungkiri, kedua elemen itu adalah ciri khas dari Tari Topeng Cirebon. (Warisan Budaya Wangsa Cerbon-Dermayu)