HOK Tanzil: Melancong di Sekitar Daerah Cianjur, Jabar (Bagian 3)

Verena Gabriella

Editor

HOK Tanzil: Melancong di Sekitar Daerah Cianjur, Jabar (Bagian 3)
HOK Tanzil: Melancong di Sekitar Daerah Cianjur, Jabar (Bagian 3)

Intisari-Online.com -Inilah cerita tentang keindahan alam daerah Cianjur di tahun 1979 yang ditulis oleh H. O. K Tanzil diIntisariNovember 1979. -- Pada kesempatan lain, kami melancong ke Pasir Sarongge. Dua belas km dari Cianjur ke jurusan Bogor, di desa Ciherang setelah melintasi sebuah jembatan, ada sebuah jalan ke kiri. Kami lalui sawah dan kebun-kebun sayur. Tampak banyak labu siem dan caisim. Di daerah pegunungan ini berlainan dengan yang lain, banyak pohon jambu serta pisang, jadi rindang. Pemandangan indah. Setelah 1,5 km baru masuk desa Ciputri. Nampaknya daerah ini subur dan makmur.

Akhir perjalanan setelah 2 km, tibalah kami di kompleks perkebunan teh. Saya menikmati pemandangan cantik di sekitarnya. Di sebelah kiri tampak kebun teh yang hijau dan rata seperti baru. Seorang pria muda tampan mendatangi saya. Saudara W. Edy Suprytanto dengan ramah memberi keterangan mengenai keadaan di situ. Bahkan ia sebagai pemimpin pabrik teh mengundang saya untuk melihat-lihat.

Sambil bercakap-cakap kami jalan menurun ke pabriknya seluas 11 m x 40 m. Nampak mesin-mesin yang baru (3 bulan) buatan Taiwan yang katanya adalah peralatan pabrik teh yang paling modern. Pukul empat sore pabrik baru mulai bekerja karena menunggu daun teh yang sedang dipetik. Pengolahan sampai malam, tiap hari kecuali hari Minggu.

Saya baru tahu bahwa ada teh hijau dan hitam yang berasal dari daun teh yang sama jenis namun berbeda dalam pengolahannya. Daun teh yang baru dipetik, melalui mesin diangkat masuk ke sejenis oven yang dipanaskan dengan blower sampai 100 derajat Celsius selama 7 menit. Lalu dilewatkan sebuah mesin yang dapat menggulung daun teh itu.

Kemudian dikeringkan pada 130 derajat Celsius selama 25 menit. Melalui alat "rotary dryer" dikeringkan lagi pada suhu 60 derajat Celsius. Semua hal yang dilakukan di situ adalah untuk kepentingan penelitian.

Untuk pertama kali saya melihat pohon teh untuk bibit, yang tinggi karena tidak dipangkas. Kebun teh untuk bibit ini luasnya 2,2 ha di atas perkebunan yang luas seluruhnya 72,3 ha. Semoga rangkaian laporan mengenai daerah Cianjur yang telah kami datangi dapat membantu para penggemar alam indah bila ingin menyaksikannya.