Inilah cerita H.O.K. Tanzil saat mampir ke Bali dalam perjalanan ke Lombok yang dia tulis diIntisariedisi April 1981 dengan judul asli "Ke Lombok Mampir di Bali".Intisari-Onlie.com -Perjalanan dilanjutkan ke daerah bukit. Jalan baik, berliku-liku. Ada sebuah patung Jenderal Sudirman yang megah nampak di sisi jalan.Lima kilometer sebelum Pacitan dari jalan di atas bukit, tampak di pantai Pacitan di bawah, berjajar 7 buah perahu nelayan, bercadik. Ombak yang panjang dan nampak berbaris masuk di teluk ke pantai merupakan pemandangan yang sangat indah!Menurut saya, Pacitan masuk kota tercantik di antara kota-kota pantai selatan Jawa.Tadinya kami (H.O.K. Tanzil bersama istri, Red.) hendak bermalam di Pacitan bila ada penginapan yang cocok. Kami untuk pertama kali berkunjung ke kota ini.Kotanya nampak sepi. Tak banyak kendaraan bermotor. Kami tak bertemu sedan. Yang banyak sepeda. Jalannya lebar. Karena masih pukul 12.30 maka diputuskan untuk melanjutkan perjalanan ke jurusan Malang.Jalan baik melalui Arjosari dan Banyuanget sejauh 15 km hampir sejajar dengan sebuah kali yang cukup lebar namun agak kering. Orang sedang mengambil pasir dan kerikil di situ. Memang di pinggir jalan terdapat tumpukan-tumpukannya. Sekitarnya ada sawah dengan bukit-bukit sebagai latar belakang.Kemudian dilewati daerah bukit sejauh lebih dari 40 km. Jalan berliku-liku sampai Slaung.Saya pribadi gemar sekali bila mengemudi di daerah pegunungan karena umumnya berpemandangan cantik, menghilangkan rasa ngantuk.Yang (paling) banyak kelokannya menurut kami sampai sekarang adalah antara Cikajang dan Cisompet sewaktu menuju pantai selatan lewat Pameungpeuk di Cilauteureun yang sangat cantik (masih murni!).Pada perjalanan pulang. kembali kami hitung sejumlah 525 belokan dalam 34 km. Sebagai perbandingan: dari kebun teh Gunung Mas sampai Puncak di Jawa Barat sejauh 6 km terdapat "hanya" sekitar 50 belokan.