HOK Tanzil ke Banda Aceh (4) : Trans Sumatra Highway Lebih Bagus dari Autobahn

Birgitta Ajeng

Editor

HOK Tanzil ke Banda Aceh (4) : Trans Sumatra Highway Lebih Bagus dari Autobahn
HOK Tanzil ke Banda Aceh (4) : Trans Sumatra Highway Lebih Bagus dari Autobahn

Intisari-Online.com -H.O.K. Tanzil sebagai seorang penyelidik yang tekun, sudah diketahui dalam kalangan kedokteran. Pengalamannya sebagai orang yang suka berkelana dunia naik mobil, ditulis dalam Intisari bulan April 1977. Bulan Juli yang lalu ia berangkat lagi dengan copilot yang sama: Ny. Tanzil.Kali ini menuju ke Banda Aceh. Rekan perjalanan lain adalah sebuah mikrobus VW yang kali ini angkat bicara. Bahwa keindahan pemandangan di Sumatera bisa dibanggakan, kita semua sudah maklum. Yang dilaporkan sekarang terutama keadaan jalan di daerah itu yang belum banyak dilalui orang.--Dari Muarabungo inilah melalui Sungai Dareh (102 km) sampai Silungkang seluruhnya, 200 km lebih, terdapat bagian Trans Sumatra Highway yang sudah selesai. Setelah mengalami perjalanan yang buruk dengan guncangan-guncangan yang menyebabkan saya "groggy", maka menyusuri jalanan Trans-Sumatra ini adalah suatu pelipur lara. Jalanan yang mulus dan licin ini dibuat melalui hutan. Bagian pertama ke Sungai Dareh sebagian besar lurus turun-naik. Tikungan-tikungan yang ada, tidak tajam. Tidak heran bila orang menyatakan bahwa jalanan ini yang terbaik diIndonesia.Bahkan menurut bos saya perihal licin dan mulusnya adalah terbaik pula bila dibandingkan dengan Autostruda, Autobahn, Express Way, Trans-Canada, Trans-America dll. Ini mungkin karena Trans Sumatra masih "baru". Hanya di satu-dua tempat tampak tambalan.Kekalahannya dari luar negeri hanya dalam soal lebarnya. Namun untuk Sumatra sudah cukup, karena 3 buah kendaraan dengan mudah dapat berjajar. Lagi pula hal demikian ini akan jarang terjadi. Bahkan selama perjalanan di Trans-Sumatra yang memakan waktu 3 jam itu, dijumpai tidak lebih dari 10 kendaraan lain: Hanya sebuah jeep dan truk-truk yang ada hubungan dengan pembuatan jalan. Bis sama sekali tidak nampak! Sampai hari ini, kecuali di Teluk Betung dan Palembang belum kelihatan sedan.Benar-benar sepi! Kampung pun jarang. Pemandangan hutan sangat indah! Tanda khas yang tidak ada duanya di dunia (?) ialah rambu ada gambar rusa dan lembu yang terpancang di beberapa tempat di pinggir jalanan. Yang disayangkan ialah belum ada pompa Pertamina.Jika nanti seluruh jalanan Trans-Sumatra dari Tanjung Karang sampai Banda Aceh selesai, pastilah memberi akibat yang sangat menguntungkan dalam segala bidang!Dari Silungkang ke Solok jalan Trans-Sumatra ini sepanjang 18 km sedang dalam penyelesaian. Sibuk sekali tampaknya. Sudah rata, hanya belum diaspal.Jalan dari Solok ke Padang, walaupun beraspal tapi kurang baik, bertambal, agak sempit, pada permulaan menanjak dan banyak liku-liku sampai daerah Talang yang tinggi.Beberapa jembatan sedang diperbarui atau dibetulkan. Akhirnya saya memasuki Padang jam 15.30.Walaupun bos saya pernah kePadang, jalan di sini asing baginya, maka tersesatlah ia, dan salah masuk jalanan yang terlarang (berlawanan arah). Sewaktu memutar haluan, seorang polisi datang. Sebelum ia mengatakan sesuatu, bos saya mendahului menanyakan di manakah bengkel mobil VW untuk membetulkan saya. Melihat saya yang penuh debu dan bernomor polisi B itu, ia bukan menegor kesalahan bos saya, bahkan menyediakan diri untuk menunjukkan jalan.Pak polisi yang baik hati itu menolong kami ke sebuah toko untuk alat-alat VW. Kebetulan di situ ada seorang montir yang sanggup membetulkan saya dengan service segala. Walaupun sudah sore, ia menyanggupi untuk mengerjakan saya sampai selesai agar esoknya saya dapat melanjutkan perjalanan ke Prapat. Pak Polisi masih bersedia mengantarkan majikan saya ke Hotel Mariani sebelum ia kembali ke posnya. Benar-benar sifat penolong yang patut dihargai!