Intisari-Online.com - Liburan akhir tahun sebentar lagi menjelang. Jika punya rencana jalan-jalan ke Yogyakarta, sempatkan mampir ke Desa Kebonagung, Kecamatan Imogiri, Bantul. Di sini tak hanya kita mengenal dunia pertanian, namun juga bisa belajar kerajinan, kesenian, dan melihat sebuah dam.
Awalnya, wilayah Kebonagung menjadi bagian dari Kesunanan Surakarta Hadiningrat. Wilayah ini menjadi wilayah penyangga pangan bagi Kasunanan. Juga sebagai tempat pembuangan atau pengasingan bagi garwa selir Raja Surakarta. Dalam bahasa Jawa pengasingan ini lazim disebut dengan istilah dikebonkan. Oleh karena karena proses pengebonan itu terjadi di tempat yang agung, maka sejak itulah wilayah tersebut dikenal dengan nama Kebonagung.
Beberapa tahun terakhir Desa Kebonagung berubah menjadi desa wisata pertanian. Aktivitas yang ditawarkan adalah membajak sawah, menanam bibit padi, dan kegiatan sehari-hari warga Kebonagung. Melalui wisata pertanian ini wisatawan akan mengenal istilah-istilah baru seperti ngluku, garu, dan tandur. Ngluku dalam bahasa Indonesia artinya membajak sawah. Aktivitas ini menarik bagi wisatawan karena kegiatan untuk menyuburkan tanah ini masih dilakukan secara manual dengan cara mencangkul, atau menggaruk tanah dengan mata bajak yang ditarik sapi atau kerbau.
Sedangkan garu ialah alat pertanian yang bentuknya seperti sisir. Fungsinya untuk meratakan tanah yang telah selesai dibajak. Tanah perlu di-garu agar tertata rapi sehingga tanaman bisa tumbuh dengan baik. Kemudian, tandur ialah kegiatan pertanian tahap awal dimana bibit tanaman ditanam satu persatu sesuai lajur yang telah dibuat.
Selain aktivitas bertani, wisatawan juga bisa melakukan aktivitas di air. Ya, Sungai Opak yang melintasi wilayah ini dibendung untuk mengairi persawahan. Di atas bendungan ini wisatawan dapat mencoba serunya olah raga dayung. Ada juga perahu naga yang bisa digunakan untuk mengelilingi Bendung Tegal, nama bendungan itu. Bahkan, perahu-perahu ini pernah digunakan untuk lomba perahu naga tingkat nasional. Fasilitas penunjang lainnya ialah home stay dan kano.
Masih ada dua aktivitas lain: kesenian dan kerterampilan. Belajar karawitan atau gamelan. Secara sederhana karawitan bisa diartikan sebagai seni mengolah bunyi dari instrumen musik tradisional dengan suara dari vokal manusia. Sedangkan gamelan merupakan alat dari perunggu yang digunakan dalam karawitan. Satu grup pemain gamelan terdiri atas pemain siter, kendang dan gong. Alat musik yang digunakan ialah celempung, siter, siter panereus, siter slenthen, kedhang ciblong dan gong kemodhong.
Jika masih ingin mengenal kesenian Jawa, kita pun bisa belajar macapat, sholawat, atau jathilan. Macapat berarti baca empat empat. Cara membacanya dengan menghubungkan setiap satu kata.Sedangkan, sholawatan ialah nyanyian yang dilantunkan untuk Tuhan Yang Maha Esa. Nyanyian ini didendangkan menggunakan bahasa Jawa, mengandung nasehat ataupun pesan tentang kebajikan. Selain untuk menghibur, sholawat digunakan sebagai media dakwah.
Sementara jathilan merupakan kesenian yang menggabungkan antara tarian dengan kekuatan magis. Pada daerah lain kesenian ini dikenal sebagai jaran kepang. Awalnya, pertunjukan dimulai dengan tari-tarian. Lalu, para penari mengalami trance atau kerasukan sehingga mereka seperti kehilangan kesadaran. Para penari yang kerasukan tersebut tetap bergerak mengikuti irama musik dari alat musik seperti saron, kendang, dan gong. Ada juga pemain lain yang berjaga-jaga dan mengawasi sambil memegang pecut atau cemeti.
Lalu apa keterampilan yang didapat dari desa wisata ini? Membatik! Tak hanya membatik di kain, tapi juga di keramik atau topeng kayu. Kalau masih kurang puas bisa belajar membuat wayang.
Dari Kota Yogyakarta, desa ini bisa dicapai dalam waktu sekitar satu jam menggunakan kendaraan pribadi. Ambil arah ke Imogiri, dan begitu melewati Pasar Kecamatan Imogiri, ambil jalan ke kanan ke arah Siluk atau Parangtritis. Dari pasar jaraknya sekitar 3 km.
Desa Wisata KebonagungKebonagung, Imogiri, Bantul, Yogyakarta