Saparua: Benteng Duurstede, Ikan Kumbu Kenari, dan Kue Bagea

Agus Surono

Editor

Saparua: Benteng Duurstede, Ikan Kumbu Kenari, dan Kue Bagea
Saparua: Benteng Duurstede, Ikan Kumbu Kenari, dan Kue Bagea

Intisari-Online.com - Pulau Saparua merupakan bagian dari Kepulauan Lease bersama-sama dengan Pulau Haruku dan Pulau Nusa Laut. Bisa dijangkau dari Pelabuhan Tulehu di Ambon, dengan pelbagai jenis kapal ke Pelabuhan Kulur di Saparua. Ada juga pelabuhan Ihamahu dengan dermaga yang lebih kecil.

Pulau tempat kelahiran pahlawan nasional Pattimura ini memiliki pantai yang indah. Misalnya Pantai Waisisil yang menjadi lokasi pertempuran antara pasukan Pattimura dan Belanda. Juga lokasi snorkeling dan diving yang sangat eksotis di Peperu, Itawaka, Manola, serta Kulur.

Di Kota Saparua terdapat Benteng Duurstede yang dibangun Portugis pada tahun 1676 lalu direbut oleh Belanda dan dibangun kembali oleh Gubernur Ambon N. Schagen pada 1691. Pada tahun 1817 benteng ini diserbu rakyat Saparua di bawah pimpinan Kapitan Pattimura. Peristiwa heroik itu kini diabadikan dalam diorama di Museum Diorama Pattimura yang terdapat di samping Benteng Duurstede.

Jika ke Saparua saat panen cengkih, kita akan disambut oleh aroma cengkih yang dijemur memenuhi halaman rumah penduduk dan sebagian jalan. Agak menepi ke Desa Ihamahu, aroma akan berganti dengan bakaran bagea dan serut, makanan khas Saparua yang berbahan baku sagu, kelapa, dan kenari. Tepung sagu, kelapa, atau biji kenari itu diparut dan dijemur, kemudian dicampur dengan adonan basah untuk dibentuk bulat-panjang seperti sosis dan dipanggang menjadi kue kering, bagea.

Di Haria, tepatnya di Jalan Thomas Matulessy, terdapat rumah tinggal Pattimura yang dijadikan museum. Di tempat itu terdapat barang-barang peninggalan Pattimura seperti pakaian dan senjata yang digunakan waktu perang. Sedangkan Desa Ouw, desa indah yang menginspirasi lagu yang dipopulerkan oleh Bob Tutupoly Ouw Ulathe, menyajikan pemandangan alam yang menawan. Banyak warganya membuat kerajinan keramik dari tanah liat. Di desa ini pula terdapat Benteng Ouw yang karena perkembangan kota menjadi berada di tengah permukiman sehingga tidak terawat.

Cobalah mampir ke Rumah Makan SS di Jln. Martha Christina Tiahahu, Saparua (Telp. 0931-21330/0812-419564), rasakan kepiting asam manis, ikan bakar kenari, ikan kuah kuning, atau lobster asam manis. Dimakan dengan nasi, sagu rebus, atau papeda, rasanya tetap lezat luar biasa. Terutama karena bahan baku ikan, kepiting, dan lobster yang selalu segar.

Di Saparua juga terdapat resor yang menyajikan paket diving. Cape Paperu namanya, dikelola pasangan asal Swis sehingga memasang tarif dalam mata uang Euro. Berlokasi di Paperu (info@capepaperu.com, www.capepaperu.com), dikelilingi kehidupan bawah laut yang dangkal dengan ikan tropis yang berlimpah dan karang yang indah. (Extreemely Beautiful Maluku)