Intisari-Online.com - Siapa sangka sebuah brankas mempunyai cerita panjang tentang negara-negara. Di Perancis, tepatnya d Velizy-Villacoublay, terdapat museum khusus brankas yang menyimpan koleksi dari abad ke-19, salah satunya merekam jejam Indonesia.
Brankas-brankas tersebut tersimpan di ruang museum di kantor Gunnebo Perancis. Beberapa koleksinya adalah empat unit brankas dengan tinggi 1,5 meter, tiga unit brankas portabel, dan sebuah brankas logam dengan dekorasi mebel kayu. Di ruang itu juga terpasang berbagai jenis kunci.
Pascale Seghiri, Manajer Pamasaran Produk Gunnebo Perancis, mengatakan, koleksi museum tersebut merupakan produk-produk buatan Fichet-Bauche. Gunnebo Security Group kini merupakan manajemen penaung produsen Fichet-Bauche, produsen brankas dan alat pengaman itu.
Di antara sejumlah koleksi itu terdapat brankas yang biasa dipakai para pelaut saat berlayar. Ada pula tempat penyimpan uang dengan pengaman, yang menurut Seghiri, pada masa lalu dipakai untuk mengumpulkan uang amal (kolekte) di gereja. Beberapa juga mempunyai keunikan khas, misalnya ada mekanisme "jebakan" untuk menangkap tangan pelaku yang berupaya membobolnya.
Dari semua koleksi di museum brankas tersebut, koleksi paling menarik untuk pengunjung asal Indonesia bisa jadi justru sebuah koper tua. Barang ini pernah menjadi milik Manajer Ekspor Fichet untuk wilayah Timur Jauh, André Poncet.
Koper itu menarik bukan karena desain atau kemampuannya mengamankan barang, tetapi karena di sekujur koper ditempeli beragam stiker dari semua tempat yang pernah disinggahi Poncet bersama koper itu, termasuk Indonesia. Setidaknya, dua stiker identik dengan Indonesia. Pertama, stiker bertuliskan "Hotel Homann, Bandoeng, Java". Lalu, stiker lain bertera tulisan "Hotel du Pavillon, Semarang, Java".
Kapitalisasi masa lampau untuk masa depan
Seghiri mengatakan, koleksi di museum itu ditukar setiap dua atau tiga bulan sekali. Saat ini, kata Seghiri, jumlah koleksi museum mencapai ratusan unit dengan beragam jenis alat pengaman, termasuk brankas.
Menampilkan koleksi tersebut merupakan upaya mengkapitalisasi masa lalu untuk kegunaan di masa depan. Bagi Seghiri ini penting, mengingat Alexander Fichet memulai usahanya dengan membuka bisnis tukang kunci pada 1825 dan pada 1840 meluncurkan brankas tahan api pertama.
Sedangkan Auguste-Nicolas Bauche yang namanya kemudian bersanding dengan Finchet, adalah ahli material tahan api dan mulai menjalankan pabrik manufaktur brankas di Gueux, Perancis, pada 1864. Fichet dan Bauche sepakat menggabungkan usaha mereka pada 1867, dengan perusahaan baru yang mereka sepakati bernama Fichet-Bauche.
Perusahaan dengan sejarah panjang tersebut kemudian pada 1999 diakuisisi perusahaan asal Swedia, Gunnebo Security Group. Grup ini merupakan penyedia solusi keamanan terintegrasi untuk beragam jenis bisnis.(Ingki Rinaldi|kompas.com)
Penulis | : | Moh Habib Asyhad |
Editor | : | Moh Habib Asyhad |
KOMENTAR