Tahura Ir. H. Djuanda, Wisata Murah Sarat Sejarah

Agus Surono

Editor

Tahura Ir. H. Djuanda, Wisata Murah Sarat Sejarah
Tahura Ir. H. Djuanda, Wisata Murah Sarat Sejarah

Intisari-Online.com - Tahura Ir. H. Djuanda adalah taman hutan rakyat pertama di Indonesia. Pemilihan nama Ir, H. Djuanda merupakan bentuk penghargaan kepada pahlawan yang berasal dari tempat Tahura tersebut berada. Bertandang ke sini seperti menemukan oase di tengah pesatnya pembangunan Bandung yang kian panas.

Tempat ini lebih dikenal dengan sebutan lamanya: Dago Pakar. Sudah tertebak di mana lokasi tempat ini. Ya, di kawasan Dago yang menjadi tempat resapan Kota Bandung. Dago Pakar terletak di Desa Ciburial, Kecamatan Cimenyan, Kampung Pakar.

Sejak tahun 2003 Tahura Ir. H. Djuanda berada di bawah pengelolaan Dinas Kehutanan Pemda Provinsi Jawa Barat setelah sebelumnya berada di bawah pengelolaan Perum Perhutani. Taman ini diresmikan pada tanggal 14 Januari 1985 oleh Presiden Soeharto.

Taman seluas 590 Ha ini memiliki lebih dari 2.500 koleksi pepohonan yang terdiri atas 112 spesies, berasal dari dalam dan luar negeri. Setiap tanaman dalam kompleks Tahura dilengkapi dengan papan nama yang menjelaskan jenis tanaman, asal, dan nama Latin tanaman tersebut. Hal ini memudahkan pengunjung untuk mengenalinya serta dapat menambah pengetahuan mengenai berbagai jenis tanaman.

Contoh vegetasi yang ada misalnya pinus meksiko (Pinus montecumate), mahoni uganda (Khaya anthothecae), sosis (Kigelia aethiopica), cemara sumatra (Casuarina sumatrana), bayur sulawesi (Pterospermum celebicum), dan cedar honduras (Cedrela mexicum).

Udara segar langsung terasa begitu melewati pintu masuk. Jajaran pepohonan pinus yang menjulang tinggi seakan-akan mengucapkanselamat datang. Jalan setapak yang sebagian sudah dilapis paving block biasa dipenuhi pelancong pada hari Minggu atau libur. Jalan setapak ini memang sering dipakai sebagai jalur lintas alam dengan rute Tahura - Maribaya yang berjarak sekitar 6 km.

Medan jalur lintas alam ini tidak berat. Terlebih didukung lingkungan hutan yang asri, perjalanan akan terasa sangat menyenangkan. Lama waktu tempuh jalan kaki dari Tahura ke Maribaya sekitar dua jam.

Di dalam Tahura Ir. H. Djuanda sendiri banyak objek wisata alam dan sejarah. Misalnya museum, monumen Ir. H. Djuanda, gua-gua peninggalan zaman Belanda dan Jepang, kolambuatan bernama Kolam Pakar, dan air terjun (Curug Lalay, Curug Omas, dan Curug Dago yang terpisah 1 km di sebelah selatan Tahura).

Di Museum Ir. H. Djuanda kita bisa melihat dokumentasi berbagai penghargaan berupa piagam dan medali yang pernah diterima beliau selama hidupnya. Koleksi lainnya berupa berbagai artefak kebudayaan purba yang pernah ditemukan di kawasan Dago Pakar berikut keterangannya.

Tahura sudah didukung beberapa fasilitas, di antaranya pusat informasi, mushola, MCK, shelter, taman bermain anak, akses jalan setapak yang mempermudah pengunjung untuk berpindah dari objek yang satu ke objek wisata yang lainnya, serta warung-warung makanan dan minuman. Jam operasional adalah pukul 08.00-16.00. (KA/Where To Go Bandung 2009)

Tips:

  • Bila berencana untuk melakukan kegiatan lintas alam dan mengeksplorasi jalur-jalur jalan setapak daiam kawasan Tahura ini, sebaiknya bertanya dulu selengkapnya pada para petugas jaga. Walaupun taman hutan ini sudah tertata rapi, kemungkinan untuk nyasar selalu ada. Pastikan pula di mana saja jalur keluar masing-masing jalan setapak serta rute dan transportasi puiang ke Bandung (atau tempat lain) dari tempat tersebut.
  • Bawa bekal secukupnya untuk keperluan ini.
  • Suasana dan pemandangan yang paling menyenangkan di kawasan ini sebetulnya bisa didapatkan sepanjang waktu, namun bila ingin suasana yang benar-benar nyaman, cobalah untuk datang pada pagi hari sekitar pukul 07.00 - 09.00 dan sore sekitar pukul 16.00- 17.30.
Menuju Tahura Ir. H. Djuanda

  • Angkot Kebun Kelapa - Dago. Dari Terminal Dago dilanjutkan menggunakan ojek. Jika dirasa perlu pesan untuk jasa jemput pada waktu yang telah Anda tentukan.