Intisari-Online.com – Pertanyaan ‘bisakah teknologi motor di MotoGP diterapkan pada motor harian?’ kerap muncul, terutama setelah menonton balapan para pebalap kelas dunia tersebut.
‘Untuk beberapa hal memang MotoGP menjadi laboratorium berjalan teknologi motor produksi massal. Namun tidak serta-merta diturunkan secara saklek. Ada beberapa perbedaan semisal karet ban motor yang memang hanya cocok digunakan pada kecepatan tertentu,” ujar Luigi Dall’lgna, direktur teknik Ducati MotoGP.
Selain itu, di balik sosok garangnya, sepeda motor pada MotoGP memiliki usia pakai yang sangat pendek, yaitu hanya 1.000 km per seri. Setelah itu harus dilakukan perawatan serta penggantian suku cadang dengan biaya yang sangat mahal.
Untuk lebih jelasnya, berikut ini 4 hal yang menjadi alasan teknologi motor MotoGP tak bisa diterapkan pada motor harian:
1. Sepeda motor MotoGP dirancang sesuai pebalapnya
Setiap ‘tunggangan MotoGP disesuaikan dengan gaya dan karakter si pebalap. Jika ada individu lain ingin memakainya, tentu akan sangat merasa kesulitan. Nah, hal ini tidak sesuai dengan konsep motor harian yang memang diatur sedemikian rupa agar sesuai untuk semua orang.
2. Keberadaan katup pneumatis
Putaran mesin motor MotoGP yang mencapai 17.000 rpm disebabkan oleh sistem katup pneumatis, bukan sistem pegas konvensional pada motor harian. Kondisi ini membuat kendaraan harus selalu berada pada 17.000 rpm sejak awal melaju. Penggerak katup itu sendiri adalah gas nitrogen, yang harus selalu diisi ketika motor akan digunakan.
3. Rem karbon yang harus selalu panas
Penggunaan rem cakram bermateri karbon pada motor MotoGP ditujukan untuk suhu kerja di atas 100 derajat Celsius. Tujuannya agar motor dapat melambat dari kecepatan 200 km/jam ke 5 km/jam hanya dalam waktu kurang dari 5 detik. Nah, kebutuhan akan ‘suhu’ tinggi itulah yang membuat rem karbon tak mungkin digunakan pada kendaraan harian.
4.Teknologi Seamless Shift Gearbox
Teknologi yang berasal dari kendaraan F1 ini membuat perpindahan gigi pada motor MotoGP hanya butuh waktu 0,009 detik. Sedangkan motor normal membutuhkan waktu 0,038 detik. Tentunya teknologi ini bermanfaat. Namun, saat berbicara soal biayanya yang setara 250 unit moge berkapasitas 600 cc, rasanya kita lebih memilih motor dibanding dengan teknologi tersebut.
(Tabloid Otomotif)
Penulis | : | Ade Sulaeman |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR