Intisari-Online.com - Seorang koki di China meninggal setelah digigit oleh ular yang telah terpenggal. Bagaimana bisa ular yang terpenggal masih bisa menggigit? Seperti dikutip dari Dailymail, pada 22 Agustus 2014 koki tersebut sedang menyiapkan sup ular kobra berjenis Indochina. Ular jenis ini memang kerap menjadi bahan makanan lezat di Asia, termasuk China. Memang terdengar mustahil, sang koki digigit 20 menit setelah memenggal ular itu. Namun, Dr Matthew Lewin, direktur California Academy of Science berkata bahwa hal ini sepenuhnya mungkin terjadi. Racun, saraf pengontrol kelenjar berbisa dan rahang otot ular berada di kepala. Tidak seperti manusia, jaringan ular dapat bertahan beberapa waktu tanpa sirkulasi darah. Jadi bukan berarti karena telah dipenggal, saraf-saraf ular berhenti berfungsi. Kemampuan refleks juga masih berjalan. Diduga, sang koki memsukkan tangan, jari atau sesuatu ke dalam mulut ular sehingga memicu gigitan refleks. Tubuh ular juga diketahui punya kemampuan bangkit dalam posisi mengancam, bahkan menyerang setelah dipenggal. Hal ini dipicu oleh ion atau partikel bermuatan listrik yang masih ada di sel-sel syarat ular. Sel syarat masih bertahan beberapa jam setelah kematiannya sehingga ular yang terpenggal masih bisa menggigit. Sejumlah hewan berdarah dingin, vertebrata (hewan bertulang belakang), termasuk reptil dan amfibi memang bisa mempertahankan refleks setelah kematian. Sebelumnya tahun 2007, seorang pria di Washington, Amerika Serikat juga digigit ular yang terpenggal. Ia sedang membungkuk untuk membersihkan sekop yang ia gunakan untuk memenggal ular. Tiba-tiba kepala ular bangun dan menggigit tangannya. Tahun 2014 ini, seorang pria Australia juga digigit ular hitam berperut merah (red-bellied black snake). Untungnya, kedua orang tersebut tidak sampai kehilangan nyawa.