Intisari-Online.com - EngenderHealth, sebuah organisasi nonprofit untuk kesehatan wanita, baru-baru ini membuat video yang menceritakan tentang sejarah alat kontrasepsi sejak tahun 3051 SM. Dalam video tersebut, dijelaskan bahwa wanita Mesir kuno menggunakan campuran kotoran hewan dan madu sebagai alat kontrasepsi.Wanita di masa itu lantas memanfaatkan kotoran buaya yang dicampur dengan madu sebagai pencegah kehamilan. Mereka percaya, komposisi tersebut mengandung spermisida, zat kimia yang mampu membunuh sperma. Campuran tersebut lantas dimasukkan ke dalam vagina sebelum berhubungan seks.Sementara itu, di abad pertengahan Eropa, para wanita mencoba mencegah kehamilan dengan mengikatkan testis berang-berang di kaki mereka saat berhubungan seksual. Namun, metode itu jelas tidak berhasil.Ada juga usaha mencegah kehamilan dengan "kontrasepsi" oral. Di tahun 1600-an, para wanita di Perancis harus minum jus bawang putih untuk mencegah kehamilan. Di belahan dunia lain, wanita Kanada di masa yang sama menggunakan campuran testis berang-berang darat dan whisky.Cara berbahaya pun ditempuhDari semua alat kontrasepsi konvensional itu, salah satu yang paling berbahaya yakni cara yang ditempuh oleh para wanita Yunani kuno. Mereka meminum air limbah pandai besi yang mengandung timah. Padahal, timah bersifat racun bagi tubuh.Namun, di tahun 1800-an, mulai dirintis penggunaan kondom. Mulanya, wanita Eropa memasukkan sejenis tudung jari logam ke vaginanya untuk menghambat sperma yang masuk. Barulah, selama ratusan tahun kemudian dipakai semacam kondom yang terbuat dari usus babi.Zaman pun bergeser, dariMesir kuno yang menggunakan campuran kotoran hewan dan madu sebagai alat kontrasepsi, pada tahun 1960-an dikenal pula minuman soda sebagai alat pencegah kehamilan.Para wanita menggunakan soda untuk membilas vagina mereka setelah hubungan seks untuk menyingkirkan sperma. Padahal itu tidak ada gunanya. (Kevin Sanly Putra/ Kompas)