Intisari-Online.com - Seorang arkeolog memaparkan, kondisi gua-gua di Maros, Sulawesi Selatan- tempat ditemukannya salah satu karya seni lukisan tertua di dunia, sangat mengkhawatirkan. "Kondisi 'gua lukisan' di Sulawesi memprihatinkan. Sudah banyak terjadi kerusakan, seperti terkelupas dan aus, pewarnanya terbuka, kemudian banyak ditutupi CO2 yang meleleh, serta terjadi pengapuran," kata Dr. Muhammad Ramli, peneliti dari Badan Pelestari Peninggalan Purbakala Makassar.Padahal, dalam sebuah laporan yang dimuat di jurnal Nature, temuan lukisan di Indonesia yang berusia sekitar 40.000 tahun ini bisa memberikan gambaran lebih lanjut tentang bagaimana manusia menemukan kemampuan memproduksi barang seni. Sayangnya, banyak faktor, seperti kondisi alam, perubahan lingkungan, cuaca, serta aktivitas industri seperti pabrik semen, marmer, atau tambang, mengakibatkan kondisi gua sangat rentan.
"Ada penambangan batu karst padahal batu karst menyimpan air sehingga otomatis debit air berkurang dan terjadi ketidakseimbangan lingkungan. Misalnya kalau panas kepanasan sedangkan di musim hujan tingkat kelembaban sangat tinggi," Ramli menambahkan.Dengan melihat kondisi 'gua lukisan' di Sulawesi memprihatinkan,Ramli berharap, pemerintah setempat bisa melakukan tindakan untuk mengevaluasi dan meningkatkan upaya pelestarian. "Pemda harus memperhatikan karena ini sudah milik dunia," katanya. (BBC)